Air Terjun Banyu Wana Amertha dengan aliran airnya yang banyak

Air Terjun Banyu Wana Amertha merupakan Air Terjun yang selama ini tersembunyi dengan baik dan sekarang mulai diperkenalkan keindahannya ke seluruh dunia. Air terjun di Bali ini tersembunyi di dekat Air Terjun Banyumala dan Air Terjun Pucak Manik. Lokasi tepatnya di Dusun Bhuanasari, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia.

Air Terjun Banyu Wana Amertha dengan aliran airnya yang banyak
Air Terjun Banyu Wana Amertha dengan aliran airnya yang banyak
Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha lengkap dengan jembatan dari kayu
Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha lengkap dengan jembatan dari kayu
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha terpampang jelas didepan mata Putu Eka Jalan Jalan
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha terpampang jelas didepan mata Putu Eka Jalan Jalan

Okeh awal cerita Putu Eka Jalan Jalan akhirnya ngejogrok bercanda ria di Air Terjun Banyu Wana Amertha berawal dari pembicaraan absurd di DM instagram. Obrolan ngalor ngidul berujung ajakan jalan-jalan, antara berendam di Jacuzzinya Air Terjun Kuning atau bercengkrama dengan empat air terjun di Banyu Wana Amertha. Akhirnya kita memutuskan untuk bercengkrama dengan 4 air terjun. Okeh ajakan disetujui dan harus bangun pagi. Pagi-pagi sudah nongkrong di tempat teman yang disambut gigitan manja dari anjing piaraannya yang baru sekali bertemu. Untung nggak luka, kalau luka alamat pagi –pagi sudah berkencan dengan dokter dan perawat dirumah sakit minta vaksin rabies.

Tas-tas dan perlengkapan sudah siap, langsung capcus dan gasss….. Eeehhhh…didalam perjalanan menuju Air Terjun Banyu Wana Amertha, mata tertumbuk dengan seorang petani sedang menggarap sawahnya dengan traktor ditemani burung-burung putih yang melenggang tenang disekitarnya mencari cacing ditanah yang sudah dibajak. Tapi burungnya jinak-jinak merpati, ketika kita dekati mereka terbang, tapi ketika dijauhin mereka datang kembali. Ah capek di PHP sama burungnya, balik kanan saja kita….

Burung-burung putih yang sedang mencari cacing di tanah yang sudah dibajak
Burung-burung putih yang sedang mencari cacing di tanah yang sudah dibajak
Burung-burung dengan santai berada disebelah petani yang sedang membajak sawah
Burung-burung dengan santai berada disebelah petani yang sedang membajak sawah
Para burung beterbangan karena kita dekati
Para burung beterbangan karena kita dekati

Sambil menahan lapar kita berangkat lagi, sudah sedari berangkat tadi sebanrnya kita lapar pake sangat. Kebingungan kita mencari tempat makan dikarenakan tempat makan pada tutup dikarenakan masih suasana hari raya besar umat Hindu. Untungnya kita menemukan warung makan yang menjual sate sapi, lawar sapi, soto sapi. Dengan tidak sabaran, kita memesan satu paket sate sapi, lawar sapi serta soto sapi. Tidak menunggu lama, terhidang masakan dari daging sapi yang menggoda selera dan bikin air liur menetes. Sendok dan garpu sudah ditangan dilanjutkan menyuap, hangatnya kuah soto membasahi tenggorokan dan empuknya sate sapi mewarnai mulut Putu Eka Jalan Jalan. Sate Sapi dan Lawar Sapi disertai nasi segera masuk kedalam perut kami, meninggalkan Soto Sapi sebagai makanan yang kita makan paling akhir. Sesendok demi sesendok kuah disuap, dannnnn tiba-tiba ada lalat yang terbang masuk dan mandi di kuah sotonya. Siaaaaalllll…..padahal masih banyak daging serta kuah sotonya. Ah… sudahlah, perut sudah cukup terisi dengan lawar dan sate. Mungkin lalatnya lebih membutuhkan…. membutuhkan untuk berendam di air micin hangat hahahahha…..

Satu paket nasi lawar, sate dan soto sapi
Satu paket nasi lawar, sate dan soto sapi
Semangkuk soto sapi yang menggugah selera
Semangkuk soto sapi yang menggugah selera

Raungan kendaraan mulai terdengar ketika jalan menanjak menyapa manja. Jalanan juga terpantau lumayan ramai, mungkin dikarenakan weekend, jadi banyak juga yang jalan-jalan manjah bersama pasangan, mungkin juga teman rasa pacar ataupun selingkuhan #ups . Didaerah Munduk setelah Bedugul, berbeloklah kita ke kanan ketika melihat billboard penunjuk Air Terjun Banyu Warna Amertha. Jalanannya beraspal mulus menurun dengan tumbuhan yang menghijau sepanjang lembah. Rumputnya sich tumbuh tinggi sepanjang jalan menuju air terjun.

Para premotor yang berpasangan, jalan-jalan diakhir minggu
Para premotor yang berpasangan, jalan-jalan diakhir minggu
Jalanan beraspal mulus Nampak dari dalam kendaraan
Jalanan beraspal mulus nampak dari dalam kendaraan
Cuaca cerah mengiringi kami menuju air terjun
Cuaca cerah mengiringi kami menuju air terjun
Rumput tampak tinggi di pinggir jalan raya
Rumput tampak tinggi di pinggir jalan raya

Didekat pohon besar, ada semacam panggung beton dengan dipagari bambu yang menjorok ke lembah. Cocok lho dipakai buat nyeruput kopi hangat sambil mandangin muka gebetan nan jauh dilembah. #eh . Pemandangan hijau sepanjang mata memandang, meregangkan kaki sebentar juga bisa. Itung-itung pemanasan sebelum menyiksa otot kaki menapaki jalanan setapak menuju Air Terjun Banyu Wana Amertha. Tetap berhati-hati ya selama melemaskan kaki, karena pengendara sepeda motor yang melintas kurang bisa pelan-pelan. Main werrrrrrr…. saja tanpa ngerem… Syerem kannn….

Panggung beton dengan pemandangan lembah hijau
Panggung beton dengan pemandangan lembah hijau
Putu Eka Jalan Jalan sedang duduk diatas pagar pembatas panggung beton
Putu Eka Jalan Jalan sedang duduk diatas pagar pembatas panggung beton
Memandang kea rah lembah yang menghijau dari panggung beton
Memandang kea rah lembah yang menghijau dari panggung beton
Senyuman ceria menikmati keindahan ibu pertiwi
Senyuman ceria menikmati keindahan ibu pertiwi
Menelusuri tepian jalan dengan rerumputan yang meninggi
Menelusuri tepian jalan dengan rerumputan yang meninggi
Melompat sambil meregangkan otot-otot kaki dan tangan
Melompat sambil meregangkan otot-otot kaki dan tangan
Pemotor yang melintas dengan kecepatan yang cukup kencang
Pemotor yang melintas dengan kecepatan yang cukup kencang
Disapa gonggongan dari kawan berbulu
Disapa gonggongan dari kawan berbulu

Lanjut lagi kami menuruni jalanan aspal menurun sampai kami menjumpai plang Air Terjun Banyu Wana Amertha, nah disebelahnya terdapat tanah lapang yang baru dibuka yang difungsikan sebagai tempat parkir untuk mobil. Sedangkan parkiran motor berada disebelah loket tiket masuk. Di areal parkir kami berjumpa dengan bapak Maria yang mencritakan kalau Air Terjun Banyu Wana Amertha ini baru dibuka sekitar 3 bulan yang lalu. Dan dijelaskan juga bahwa di satu areal yang berdekatan ada 3 air terjun lagi selain air terjun yang kita tuju. Kejutan yang menyenangkan bahwa hari ini kami akan mengunjungi tidak hanya satu air terjun tetapi 4 air terjun… horeee…horee….horeee…..

Plang penunjuk dari Air Terjun Banyu Wana Amertha
Plang penunjuk dari Air Terjun Banyu Wana Amertha
Bapak Maria yang mengarahkan kami untuk masuk ke areal parkir
Bapak Maria yang mengarahkan kami untuk masuk ke areal parkir

Tas-tas dikeluarkan serta digendong menuju ke loket tiket Air Terjun Banyu Wana Amertha untuk membayar tiket, cukup dengan IDR 10 ribu untuk wisatawan local serta IDR. 20 ribu untuk wisatawan mancanegara. Bapak-bapak penjaga loket dengan ramah menyambut kami. Oh iya jangan lupa IDR 5 ribu rupiah untuk parkir mobil sedangkan parkir motor seharga IDR 2.500,-

Bapak-bapak penjaga di loket tiket
Bapak-bapak penjaga di loket tiket
Tumpukan tiket masuk ke air terjun yang siap disobek
Tumpukan tiket masuk ke air terjun yang siap disobek
Tiket masuk beserta karcis parkir
Tiket masuk beserta karcis parkir

Jarak air terjun dari loket tiket sich nggak jauh, sekitar 500 meter saja. Jangan takut tersesat karena sudah dibuatkan papan petunjuk yang mengarah ke air terjun. Melewati kebun dan rumah penduduk. Rumah penduduk yang kami lewati masih sederhana khas pedesaan. Pikiran kami serasa tertarik kembali ke rumah kami di masa kecil. Mengenang kembali keriaan kami bermain dihalaman yang masih terdiri atas tanah, belum disemen seperti zaman now. Kebun Kopi dan Cengkeh memeluk kami ketika melangkah di jalan setapak menuju ke air terjun. Buah Kopi Nampak memerah di ranting-ranting pohon kopi yang menandakan siap untuk dipetik. Apa menunggu Luwak liar untuk memetiknya ya? Sapa juga si sapi penunggu kandang ditengah-tengah tegalan. Jalan setapaknya sudah dibersihkan dari rumput-rumput serta diberi semacam bata dari semen untuk pijakan. Kalau musim kemarau bakalan berdebu sepanjang jalan setapak ini.

Papan penunjuk arah menuju air terjun
Papan penunjuk arah menuju air terjun
Rumah penduduk yang kami lewati ketika menuju air terjun
Rumah penduduk yang kami lewati ketika menuju air terjun
Tanaman kopi dan cengkeh yang mendominasi kebun warga
Tanaman kopi dan cengkeh yang mendominasi kebun warga
Jalan setapak yang sudah diperkuat dengan balok beton
Jalan setapak yang sudah diperkuat dengan balok beton
Jalan setapak membelah kebun kopi warga
Jalan setapak membelah kebun kopi warga
Buah kopi berwarna merah yang siap untuk dipetik
Buah kopi berwarna merah yang siap untuk dipetik
Kandang sapi yang berada di tengah kebun warga
Kandang sapi yang berada di tengah kebun warga

Jalanan melebar setelah melewati ladang penduduk, sekarang kita mulai meninggalkan pohon cengkeh. Di tepi jalan juga ditanami dengan tumbuhan yang daunnya warna-warni dengan tumbuhan bunga yang memberikan kesan semarak. Ada juga batang pohon tua yang bisa dipakai untuk beristirahat selain di gazebo. Pihak pengelola Air Terjun Banyu Wana Amertha pun menyiapkan tempat sampah dari karung serta dari ember plastic. Bantulah pengelola dengan membuah sampah pada tempatnya ya kawan.

Gazebo lengkap dengan tempat sampah sudah disediakan oleh pengelola
Gazebo lengkap dengan tempat sampah sudah disediakan oleh pengelola
Beristirahat sebentar diatas batang pohon tua
Beristirahat sebentar diatas batang pohon tua
Kantong sampah disiapkan dibeberapa titik
Kantong sampah disiapkan dibeberapa titik

Kelupaan membawa air minum atau kamu merupakan orang yang tidak bisa lepas dari cemilan? Tenang saja, nanti kalian akan menemui dua warung yang menjual minuman serta cemilan-cemilan yang siap untuk kalian kunyah sepanjang perjalanan menuju air terjun. Jalanan menurun dengan undakan yang buat dari batang kayu yang ditanam ke dalam tanah menemani otot kaki kita yang menegang menahan berat tubuh kita.

Warung yang menjual air minum dan jajanan di jalan menuju air terjun
Warung yang menjual air minum dan jajanan di jalan menuju air terjun
Jalan menurun berundak dari tanah dengan batang kayu sebagai penguat
Jalan menurun berundak dari tanah dengan batang kayu sebagai penguat
Batang kayu yang ditanam ke tanah agar tanah tidak labil
Batang kayu yang ditanam ke tanah agar tanah tidak labil
Jalanan menurun dengan tumbuhan warna warni dikiri kanan jalan
Jalanan menurun dengan tumbuhan warna warni dikiri kanan jalan

Sesuai dengan obrolan bapak Maria di areal parkir, ketika mencapai warung kedua, bukan bangunan warung sich, cuma meja yang berisi makanan dan minuman serta tempat duduk diatapi lembaran plastik, serta terdapat pertigaan, disana kita bisa memilih mau ke air terjun yang mana terlebih dahulu. Ada empat air terjun, yaitu Air Terjun Banyu Wana Amerta, Air Terjun One, Air Terjun Two dan Air Terjun Spray. Putu Eka Jalan Jalan memutuskan untuk mengunjungi Air Terjun Banyu Wana Amertha dan Air Terjun One terlebih dahulu dikarenakan berada di satu lokasi, sedangkan air terjun yang lagi dua berada di lokasi yang berbeda dengan jarak cuma 5 dan 7 menit saja.

Warung yang berada di pertigaan dijalan menuju air terjun
Warung yang berada di pertigaan dijalan menuju air terjun

Berbelok ke kiri dan kembali menuruni tangga tanah yang ditahan dengan batang pohon yang dipancang ke dalam tanah, dan lagi-lagi otot kaki kami kembali menjerit menahan beban tubuh kami, untung bukan dosa kami yang berat. Berpegang kepada pegangan yang dari bambu kami sudah bisa melihat Air Terjun Bayu Wana Amertha yang berada dibawa tebing yang kami turuni. Nampak juga gazebo dengan atap seng yang dibangun oleh pengelola. Jujur saja atap seng itu membuat pandangan kami silau ketika menuruni jalan menuju air terjun.

Putu Eka Jalan Jalan berpegangan pada pembatas jalan
Putu Eka Jalan Jalan berpegangan pada pembatas jalan
Jalan menurun berundak menuju air terjun
Jalan menurun berundak menuju air terjun
Air Terjun Bayu Wana Amertha nampak dari ketinggian
Air Terjun Bayu Wana Amertha nampak dari ketinggian

Ketika hampir mecapai ke dasar tebing, nampak Air Terjun One disebelah kiri jalan turun. Undakan pun berganti dari tanah dengan dipasang kayu, sekarang berganti menjadi memakai ban bekas mobil yang ditumpuk seperti terasering dengan diisi tanah ditengah rongga ban. Berasa kenyal-kenyal empuk ketika kami melangkah turun. Nampak juga papan peringatan agar berhati-hati tertempel di pohon. Berbelok ke kiri dan menyeberangi jembatan Nampak Air Terjun One Banyu Wana Amertha muncul dari kerimbunan tanaman yang tumbuh di ketinggian tebing. Air Terjun One tergolong tinggi dengan perkiraan ketinggian mencapai 40 meter. Sayangnya debit air yang mengalir saat itu kecil, jadi serasa air hujan kalau kita rasakan didasar air terjun. Mirip dengan kondisi Air Terjun Blemantung di Pupuan yang juga debit airnya mengecil saat musim kemarau. Padahal kami lihat di photo penunjuk arah, debit airnya Air Terjun One Banyu Wana Amertha cukup besar. Mungkin dikarenakan mulai memasuki musim kemarau di Bali. Dasar air terjun berbentuk cekungan kolam kecil dengan sedikit air yang menggenang

Air Terjun One nampak dari jalan turunan
Air Terjun One nampak dari jalan turunan
Air Terjun One Banyu Wana Amertha yang debit airnya kecil
Air Terjun One Banyu Wana Amertha yang debit airnya kecil
Jalan undakan yang terbuat dari ban bekas mobil yang diisi dengan tanah
Jalan undakan yang terbuat dari ban bekas mobil yang diisi dengan tanah
Air Terjun One yang mengalir dari ketinggian pepohonan
Air Terjun One yang mengalir dari ketinggian pepohonan
Air Terjun One Banyu Wana Amertha yang debit airnya kecil
Air Terjun One Banyu Wana Amertha yang debit airnya kecil

Didepan Air Terjun One nampak gundukan tanah kosong yang agak tinggi, dan bertepatan saat itu cahaya pas menyinari dari atas. Jadi kalau kita melompat disnaa, serasa kita sedang turun dari pesawat UFO menggunakan tangga sinar. Seru kan yaaaaa…… Berasa dicyduk alien….hahhahaha…. Langsung keingetan openingnya film Mr. Bean yang jatuh dari langit ditengah cahaya

Putu Eka Jalan Jalan melompat ditengah cahaya
Putu Eka Jalan Jalan melompat ditengah cahaya

Didekat gundukan tanah itu ada juga gazebo dengan atap dari plastic bening buat kita menaruh barang bawaan atau sekedar untuk melepas lelah. Di tebing di sebelah gazebo, ada rambatan akar pohon yang merambat dari atas tebing sampai bawah tebing berulang-ulang kali, dengan aliran air dan lumut yang menutupi. Terlihat seperti tembok yang terbuat dari akar. Selain keeksotisan tembok akar, nampak diatas sana cabang pohon yang tertutup lumut meliuk manja, terlihat begitu indahnya. Baru pertama kali Putu Eka Jalan Jalan melihat liukan cabang pohon yang eksotis seperti ini.

Gazebo atapnya terbuat dari plastic bening
Gazebo atapnya terbuat dari plastic bening
Putu Eka Jalan Jalan Berada di depan tembok yang terbuat dari akar yang menjalar
Putu Eka Jalan Jalan Berada di depan tembok yang terbuat dari akar yang menjalar
Liukan hijau eksotis dari cabang pohon di ketinggian
Liukan hijau eksotis dari cabang pohon di ketinggian

Dari gazebo kita melangkah kearah Air Terjun Banyu Wana Amertha, kembali melewati ban mobil bekas yang dimasukkan tanah ditengah bannya. Terlihat banyak jalur air dari Air Terjun Banyu Wana Amertha yang meluncur turun, tidak seperti air terjun biasanya yang mempunyai satu atau dua jalur air. Air Terjun ini mempunyai banyak jalur air. Membuatnya terlihat seperti menyembur satu persatu dari tebing yang cukup lebar Air Terjun Banyu Wana Amertha mempunyai tinggi berkisar delapan meter. Terbayang bisa mandi rame-rame dengan jalur air yang segini banyak. Bagi yang ndak berani dingin, jangan coba-coba untuk membasuh badan di air terjun ini. Airnya super dingin yang siap membuat badan gemeteran dan gigi gemelutuk.

Putu Eka Jalan Jalan merasakan tetesan air dari tembok akar
Putu Eka Jalan Jalan merasakan tetesan air dari tembok akar
Putu Eka Jalan Jalan sedang duduk di jembatan didepan Air Terjun Banyu Wana Amertha
Putu Eka Jalan Jalan sedang duduk di jembatan didepan Air Terjun Banyu Wana Amertha
Putu Eka Jalan Jalan berbaring diatas jembatan Air Terjun Banyu Wana Amertha
Putu Eka Jalan Jalan berbaring diatas jembatan Air Terjun Banyu Wana Amertha
Air Terjun Banyu Wana Amertha dengan aliran airnya yang banyak
Air Terjun Banyu Wana Amertha dengan aliran airnya yang banyak
Putu Eka Jalan Jalan sedang merasakan kesegaran air dari pancuran
Putu Eka Jalan Jalan sedang merasakan kesegaran air dari pancuran
Air Terjun Banyu Wana Amertha yang berada di daerah Bhuanasari
Air Terjun Banyu Wana Amertha yang berada di daerah Bhuanasari
Putu Eka Jalan Jalan berada ditengah simfoni air yang jatuh dari Air Terjun Banyu Wana Amertha
Putu Eka Jalan Jalan berada ditengah simfoni air yang jatuh dari Air Terjun Banyu Wana Amertha

Didepan Air Terjun Banyu Wana Amertha juga sudah disediakan bilik sederhana untuk berganti pakaian yang basah akibat bernarsis ria di air terjun. Ada juga batang pohon yang dipotong-potong untuk dijadikan sebagai tempat duduk yang diletakkan menghadap ke air terjun. Mata dimanjakan dengan simfoni air dari Air Terjun Banyu Wana Amertha yang meloncat turun secara bersamaan.

Bilik untuk ganti baju yang terbuat dari plasti warna hitam
Bilik untuk ganti baju yang terbuat dari plasti warna hitam
Balok-balok kayu yang diletakkan sebagai tempat duduk
Balok-balok kayu yang diletakkan sebagai tempat duduk

Eits jangan terlena dengan keindahan dari Air Terjun Banyu Wana Amertha, masih ada dua air terjun yang menunggu untuk kita datangi dan nikmati keindahannya lho….

Okeh sekarang kita berjalan mendaki kearah pertigaan tadi yang berisi warung. Undakan dan mengambil jalur yang satunya lagi. Kisaran 5 menit dan 7 menit berjalan. Mari menegangkan urat-urat kaki kembali sebelum direndam lagi di dalam air sedingin es. Ngos-ngosan sudah pasti! Setapak demi setapak mengangkat kaki dan berhasil sampai di pertigaan. Ditawarin air kelapa muda oleh ibu yang punya warung, glek…Itu pasti segar sekali membasahi tengorokan.

Pemandangan jalan menuju air terjun dari bagian dasar air terjun
Pemandangan jalan menuju air terjun dari bagian dasar air terjun
Jalanan menanjak berundak menggunakan bas bekas mobil
Jalanan menanjak berundak menggunakan bas bekas mobil
Undakan curam yang menyambut setiap pengunjung
Undakan curam yang menyambut setiap pengunjung
Undakan dengan pagar pembatas yang dipersiapkan pengelola
Undakan dengan pagar pembatas yang dipersiapkan pengelola

Setelah nafas sudah tidak ngos-ngosan, melangkah di jalan yang sudah dibersihkan oleh pengelola. Di kanan dan kiri masih ditutupi pepohonan lebat. Terlihat juga bekas pohon rubuh. Ada juga pohon kering ditengah jalan yang dipotong sedikit-demi sedikit agar tidak menghalangi jalanan. Berbelok ke kiri dan kembali dipeluk oleh pepohonan tinggi. Kita juga melewati jembatan kayu kecil, dibawahnya sich ndak ada airnya sama sekali. Kembali kita menemukan pertigaan, kearah kanan menuju Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha, sedangkan ke kiri kearah Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha.

Pohon yang sudah roboh yang terlihat di salah satu sisi jalan
Pohon yang sudah roboh yang terlihat di salah satu sisi jalan
Lingkungan yang masih asri disekitar jalan
Lingkungan yang masih asri disekitar jalan
Pohon tumbang melintang ditengah jalan yang mulai dipotong kecil-kecil
Pohon tumbang melintang ditengah jalan yang mulai dipotong kecil-kecil
Pohon-pohon besar menaungi perjalanan menuju air terjun
Pohon-pohon besar menaungi perjalanan menuju air terjun
Kanopi hijau dari dedaunan yang melingkupi jalan
Kanopi hijau dari dedaunan yang melingkupi jalan
Putu Eka Jalan Jalan berjalan dibawah kanopi hijau
Putu Eka Jalan Jalan berjalan dibawah kanopi hijau
Melewati jembatan kecil yang terbuat dari batang-batang pohon
Melewati jembatan kecil yang terbuat dari batang-batang pohon
Papan penunjuk menuju Air Terjun Spray
Papan penunjuk menuju Air Terjun Spray

Putu Eka Jalan Jalan memilih untuk mengunjungi Air Terjun Two dulu sebelum mengunjungi Air Terjun Spray. Tidak terlalu jauh dari pertigaan kita sudah bisa melihat Air Terjun Two dari ketinggian. Di ketinggian sudah disediakan balok-balok kayu untuk duduk dan melihat santai kearah Air Terjun Two. Air terjun Two merupakan air terjun dengan ketinggian sekitar 10 meter yang mempunyai dua aliran. Aliran air dari air terjun sedikit dibendung menggunakan bebatuan sehingga sedikit menggenang membentuk kolam. DIbuatkan juga sebuah jembatan dari dua buah papan kayu disertai pegangan yang melengkung dari pohon yang tidak terlalu besar serta diikat dengan tanaman semacam rotan yang cukup kuat untuk mengikat. Putu Eka Jalan Jalan sempat berdiri diatas pegangan tersebut dan cukup kuat untuk menopang berat badan yang sudah mencapai 85Kg. Cukup berat bukan…..

Jalanan turunan dengan udakan selalu setia menyambut
Jalanan turunan dengan udakan selalu setia menyambut
Air Terjun Two atau Twin mengintip dari balik pepohonan
Air Terjun Two atau Twin mengintip dari balik pepohonan
Putu Eka Jalan Jalan menatap Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha dari ketinggian
Putu Eka Jalan Jalan menatap Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha dari ketinggian
Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha lengkap dengan jembatan dari kayu
Air Terjun Two atau Twin Banyu Wana Amertha lengkap dengan jembatan dari kayu
Air Terjun Two atau Twin dengan Putu Eka Jalan Jalan berada ditengah kebunnya
Air Terjun Two atau Twin dengan Putu Eka Jalan Jalan berada ditengah kebunnya
Putu Eka Jalan Jalan menyeberangi batu yang dipakai untuk membendung aliran air
Putu Eka Jalan Jalan menyeberangi batu yang dipakai untuk membendung aliran air
Jembatan yang terbuat dari dua buah papan kayu dengan batang kayu sebagai pegangannya
Jembatan yang terbuat dari dua buah papan kayu dengan batang kayu sebagai pegangannya
Putu Eka Jalan Jalan menyeberangi jembatan di Air Terjun Two atau Twin
Putu Eka Jalan Jalan menyeberangi jembatan di Air Terjun Two atau Twin
Menaiki pegangan jembatan, jangan ditiru ya teman. Daripada nyungsep ke air
Menaiki pegangan jembatan, jangan ditiru ya teman. Daripada nyungsep ke air

Nampak juga beberapa tanaman yang baru ditanam dalam rangka pembuatan kebun disekitar air terjun. Jangan lupa agar berhati-hati ketika menyentuh tanaman disekitar air terjun karena Putu Eka Jalan Jalan menyentuh tanaman Lateng yang membuat kulit yang terkena serasa terbakar. Niatnya sich bernarsis ria diatas batang pohon, malah menyentuh pohon Lateng. Rasa terbakar dan rasa gatal pun menyerang. Segera tangannya dibasuh dialiran air untuk mengurangi rasa terbakar dan gatal tersebut.

Berusaha untuk naik ke sebuah pohon yang ternyata itu pohon Lateng
Berusaha untuk naik ke sebuah pohon yang ternyata itu pohon Lateng
Ekspresi Putu Eka Jalan Jalan ketika tangannya berasa terbakar dan gatal
Ekspresi Putu Eka Jalan Jalan ketika tangannya berasa terbakar dan gatal
Berjalan menuju Air Terjun Spray
Berjalan menuju Air Terjun Spray

Sambil menahan gatal, Putu Eka Jalan Jalan kembali kearah kami datang, kemudian berbelok kearah kanan menuju ke Air Terjun Spray. Pada jalan yang agak menurun, sudah terlihat Air Terjun Spray dari balik lebatnya pepohonan.

Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha mengintip dari balik pepohonan
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha mengintip dari balik pepohonan

Undakan menurun disertai batang pohon yang ditanam ke tanah kembali menyambut kami. Setelah belokan ke kiri, akhirnya kami bisa melihat kemegahannya. Dengan ketinggian sekitar 20-30 meter, aliran air dari Air Terjun Spray yang terhempas ke bebatuan sebelum menghujam ke tanah membuat serasa diguyur hujan gerimis. Tidak perlu terlalu lama untuk merasakan muka dan baju kami mulai basah terkena cipratan halus dari air yang menghujam dari ketinggian. Air Terjun Spray terbentuk dari dua aliran utama yang kemudian terpecah menjadi banyak aliran karena mengikuti kontur tebing. Sedikit mirip dengan Air Terjun Banyu Wana Amertha Pengelola juga memasang papan peringatan agar para pengunjung berhati-hati. Ya walaupun masih alakadarnya.

Jalanan menurun kembali menyapa membuat otot kaki menjerit
Jalanan menurun kembali menyapa membuat otot kaki menjerit
Jalan berbelok ke kiri menuju Air Terjun Spray
Jalan berbelok ke kiri menuju Air Terjun Spray
Menuju Air Terjun Spray yang menyemburkan uap air
Menuju Air Terjun Spray yang menyemburkan uap air
Putu Eka Jalan Jalan duduk di pagar pengaman
Putu Eka Jalan Jalan duduk di pagar pengaman
Papan peringatan agar berhati-hati
Papan peringatan agar berhati-hati
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha terpampang jelas didepan mata Putu Eka Jalan Jalan
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha terpampang jelas didepan mata Putu Eka Jalan Jalan
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha dengan multi aliran dari ketinggian
Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha dengan multi aliran dari ketinggian
Aliran Air Terjun yang dibendung menggunakan karung pasir serta bebatuan
Aliran Air Terjun yang dibendung menggunakan karung pasir serta bebatuan

Aliran airnya pun dibendung menggunakan karung pasir sehingga membentuk semacam kolam air yang bisa kita gunakan untuk merendam kaki ataupun saling mencipratkan air. Pengelola Air Terjun Banyu Wana Amertha juga membuatkan pagar pengaman, sehingga kita bisa berpegangan ketika melangkah turun menuju ke dasar Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha dikarenakan gerimis air membuat basah tanah yang kita lalui. Ndak lucu kan kita menggelinding turun menuju ke dasar air terjun.

Pagar pengaman sekaligus untuk berpegangan ketika melangkah turun
Pagar pengaman sekaligus untuk berpegangan ketika melangkah turun
Tanaman pakis di tebing air terjun
Tanaman pakis di tebing air terjun
Berada di dibawah percikan Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha yang membuat basah
Berada di dibawah percikan Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha yang membuat basah
Hempasan deras dari ketinggian Air Terjun Spray
Hempasan deras dari ketinggian Air Terjun Spray

Bermain ke empat air terjun dalam sehari ternyata nggak cukup lho, ketika sedang asyik bermain di Air Terjun Spray Banyu Wana Amertha, waktu pun sudah menunjukkan jam 5 sore. Saatnya berkemas-kemas dan balik kalau tidak mau kemalaman dijalan kenuju parkiran dikarenakan tidak ada penerangan sepanjang jalan. Agak terburu-buru menapaki undakan karena kabut sudah mulai turun juga. [isa_amp_and_regular_adsense] Akan tetapi nafas tidak mau diajak kompromi, terengah-engah dan memutuskan untuk beristitahat di warung yang pertama. Seruput kopi, ngunyah wafer serta semangkok mie instan terasa nikmat sertacukup untuk mengisi kembali sedikit energi setelah bercengkrama dengan Air Terjun Banyu Wana Amertha. Ibu penjaga warung pun berkemas selesai kami membayar. Ternyata kami merupakan pelanggan terakhir. Melangkah gontai menembus kabut yang mulai turun dijalan setapak menuju ke parkiran. Syukurnya kami mencapai parkiran sebelum gelap menyelimuti.

Melangkah pulang ditemani kabut yang mulai turun
Melangkah pulang ditemani kabut yang mulai turun
Jalanan berundag sepanjang perjalanan
Jalanan berundag sepanjang perjalanan
Kabut yang mulai turun dipuncak pohon
Kabut yang mulai turun dipuncak pohon
Pemilik warung yang mulai membereskan dagangannya karena sudah waktunya untuk tutup
Pemilik warung yang mulai membereskan dagangannya karena sudah waktunya untuk tutup
Kegelapan mulai menyergap ketika kami berjalan pulang
Kegelapan mulai menyergap ketika kami berjalan pulang
Kabut tampak bercengkrama dengan pohon cengkeh dikegelapan
Kabut tampak bercengkrama dengan pohon cengkeh dikegelapan

Jujur Putu Eka Jalan Jalan cukup terkejut ketika mengetahui bahwa tidak hanya satu air terjun yang berada dikawasan ini, tetapi ada empat air terjun dengan keeksotisannya masing-masing yang membuat kita ingin untuk berkunjung kesana. Tidak cukup rasanya hanya meluangkan waktu seharian untuk berbasah ria di Air Terjun Banyu Wana Amertha, Air Terjun One, Air Terjun Two atau Twin serta Air Terjun Spray

62 Comments

  1. Wuiih … unik yaa, air terjunnya bertumpuk dan melebar begitu … aliran air terjunnya jadi banyak.

  2. Iya,bli .. menurutku unik banget bentuknya.
    Kereen …

    Bli, waktu berfoto pakai kain dengan gaya loncat apa ngga khawatir kepeleset ?, mengingat pijakannya tanah yang terlihat licin begitu …

  3. Tjakep euy air terjunnya, airnya bersusun dan cantik sekali apalg klw difoto dg slow speed.

    Dan foto bapak petani yg sedang di sawah dengan burung-burung putih di sekelilingnya itu sumpah keren banget! Ah, andai hidup bisa sesederhana itu. Mungkin benar apa yg dikatakan seorang penulis ternama bahwa sesungguhnya hidup itu sangat sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya. #Ehh…😂

  4. Wah, Bali mah apa-apa keren di sono.. Apalagi yang belum terkenal dan masih tersembunyi..

    Pengen sekali-kali explore Bali motoran..
    Tapi satu hal yang bikin nyali ciut.. Saia takut anjing, sementara di Bali banyak anjing.. haha

    1. Ndak juga mas, banyak tempat-tempat yang lebih keren di Indonesia, sayapun pengen explore daerah timur Indonesia
      Anjingnya baik-baik kok, kuncinya cuma satu, kalau dideketin anjing jangan berlari, santai saja jalannya

  5. ngeliat liat potonya isinya undakan terus, jalan terus, traccking terus, lagi ngebayangin jauhnya, padahal cuman sekian ratus meter tp berasa nggak nyampe nyampe. perlu dibuktikan sendiri sepertiinya ini

  6. Waaah, Indonesia Indah dan kaya sekali ya, ini harus segera dilakukan promosi ke dunia internasional, supaya target devisit dari sektor pariwisata semakin meningkat, seperti Thailand yang rata rata sudah 20.000 pengunjung pertahun.

  7. Empat air terjun, wow banget. Semuanya masih alami, seger gitu lihatnya. Kalau aku pasti ngos-ngosan ini, naik turun. Untungnya disini ada warung ya.

  8. Minggu kemarin baru dari Bedugul, tapi ke danau saja. Belum tahu kalau ada air terjun cantik, hiks. Bisa buat cadangan kalau berlibur ke Bali lagi.

    1. Belum berjodoh berarti dengan air terjun ini pas liburan kali ini. mari direncanakan lagi liburan kebalinya dan memasukknya air terjun Banyu Wana Amertha ke destinasi tujuannya

  9. wuih segarnya jalan2 di air terjun banyu warna, selain pemandangannya sangat bersih dan bagus, juga kayanya seger ya kak disana, apalagi kalau uda ampe air terjun setelah selfie langsung mandi disana kayanya semakin asik ya kak

  10. 85 kg belum seberapa, hihihi. Ada yang lebih berat dari 85 kg … percayalah *muka serius*
    Btw suka sama pos-nya, foto-fotonya komplit dan bukan foto biasa tapi pro ini maaaaaah. Bali memang selalu bikin kangen, Insha Allah kalau ke sana lagi bakal ke tempat ini meskipun harus siap tenaga dan nafas 😀 hehehe. Very nice post!

  11. ternyata masih ada tempat wisata tersembunyi di Bali. Semoga kelak bisa berlibur kesana dan mampir juga ke Air Terjun Banyu Wana Amertha.
    btw, post nya sangat lengkap ada foto detail apa saja yg ada disana.

  12. Melihat foto-fotonya saja sudah berasa berada disana bli.. Suasana pegunungan yang dingin tiba-tiba sudah menyebar dikulit.. hehehe…

    tempatnya masih alami dan ditata dengan baik, benar-benar tempat yang sudah dikonsep dengan baik, apalagi dikelola warga lokal..

    Mudah-mudahan semakin ramai nantinya..

  13. Keren dan unik.. Pokoknya bali mantap dah, saya pernah ke buleleng tapi sayang cuma bisa sampai pantai penimbangan kalo ga salah namanya hehe lupa.. cuma bisa sampai sana karena waktunya cuma punya 1 hari

  14. wow! artikelnya asli lengkap banget. seru banget bacanya!
    perjalanannya asyik banget ya mas, seger banget liat air terjun.
    dan laper liat makanannya haha

    mantap! lanjutkan buat selalu sharing ya mas 🙂
    salam kenal,
    ceritaliana.com

    1. Setuju kak, mending pas ke tempat wisata itu pas hari kerja aja. Objek wisatanya berasa milik sendiri jadinya. hahahha

    1. Dulu masih disembunyikan kak untuk objek wisatanya dan akses jalannya pun suker. Sekarang setelah dibenahi baru kita bisa dengan nyaman berkunjung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *