Putu Eka Jalan Jalan duduk ditengah aliran air terjun Goa Rang Reng

Air Terjun Goa Rang Reng merupakan air terjun di bali yang unik karena airnya tidak jatuh 90 derajat vertical, akan tetapi airnya mengalir dari ketinggian dikemiringan bebatuan. Kalau dilihat seperti hamparan kapas yang tersebar ditengah kehijauan daun. Lokasinya satu jalur dengan Air Terjun Kanto Lampo dan Air Terjun Tibumana. Jadi sekalian bisa mengunjungi 3 air terjun dalam satu hari. Bahasa kerennya sich, basah ya sekalian basah seharian….basahhh…ahhhhh…basahhhh…… Hayooo fikirannya kemana-mana….Lokasi tepatnya Air Terjun Goa Rang Reng berada di Banjat Gitgit, Desa Bakbakan Gianyar Bali. Iyes tidak terlalu jauh dari Ubud yang terkenal dengan seni budayanya juga surga monyetnya. Ada yang mau nengok saudaranya ke ubud nggak? #ngikik

Seperti semangat yang keren tadi, basah ya sekalian basah, Putu Eka Jalan Jalan habis berendam cantik di Air Terjun Kanto Lampo meneruskan perendaman ke Air Terjun Goa Rangreng. Nggak sampe 10 menit sudah sampai di jalan Gunung Agung dan berbelok ke kanan jalanan kecil di tikungan dengan papan nama Air Terjun Goa Rang Reng dengan SD No. 2 Bakbakan disebelahnya . Nah bagi yang bawa kendaraan beroda empat atau lebih, baiknya parkir kendaraan didekat papan nama atau didepan SD tersebut, karena kendaraan roda empat tidak memungkinkan masuk.

Parkir kendaraan yang baik ya kakak-kakak manis dan ganteng (boleh nggak aku parkir di hatinya kakak?) Yuk ah jangan kelamaan parkir, gerakkan badan yang masih sakaw berendam ke Air Terjun Goa Rang Reng. Iya masih nagih badannya buat berendam.

Setelah SD 2 Bakbakan ada sebuah pura, nah jalan didepan pura itu yang menyempit sehingga tidak memungkinkan mobil untuk mencapai loket tiket . Kendaraan roda dua sich bisa masuk sampai loket tiket.

Sebelum loket tiket ada tempat duduk panjang yang bisa kita pake duduk. Bahkan terkadang dimanfaatkan untuk tidur melepas lelah. Jangan ngiler pas tidur ya kak. Hahahahha… Didepan pos tiket ada papan penunjuk bagi pengendara roda dua agar parkir di area yang sudah ditentukan.

Rogoh kantong kiri rogoh kantong kanan buat bayar tiket masuk, maklum kantongnya lagi kering, jadi perlu direndam lagi biar kantongnya isi duit lagi. Wekekeke…. Cukup mengeluarkan 15 ribu saja per orang, tiket pun sudah ditangan.

Nah bagaimanakah penampakan jalan menuju air terjun Goa Rangreng dari loket? Tenang saja kakak-kakak yang manis dan ganteng, jalannya rapi dan sudah disemen berundak. Ndak bakal becek ketika musim penghujan. Becyek ndak ada ojyeeekkkk, gendong donk kakak… #eh

Jalan menuju air terjun itu menurun, turunnya sich ndak berasa, terbayang pas baliknya nanti, dijamin otot kaki menjerit menopang lemak-lemak tubuh Putu Eka Jalan Jalan

Ketika menuruni undakan pas belokan, kita akan menemui tempat persembahyangan, dihimbau agar tidak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Tapi mengucapkan cinta padaku boleh kok kak… heheheh

Ketika turun berasa melewati kebunnya surge dech, secara kanan kiri kita dilingkupi warna kehijauan dari tanaman yang membuat kita bisa menghirup udara segar, pokoknya jauh dah sama udara di kota, apalagi kalau dibandingkan sama udara yang di Jakarta, jauuuuuuuhhhhhh beuuuddddd…..

Nah nanti kita akan bertemu dengan pertigaan ya, bukan bertemu bidadari. Tapi ngarep sich ketemu bidadari. Kita mengambil arah kearah kanan, kalau ke kiri nanti ada tempat persembahyangan disana. Nah sepanjang jalan kita turun sambil ngunyah jajanan khas Gianyar yaitu Klepon Gianyar, pembungkusnya nggak kita buang sembarangan,  tempat sampah sudah disiapin sama pengelola. Nggak perlu kita kantongin lagi pulang kerumah untuk buang sampah saja.

Sebelum basah-basahan kita mesti ganti baju lagi donk, ada yang berani ganti baju di semak-semak? Nanti diintipin bidadari lho, paling parah diambil nanti bajunya…hahahaha…. Jangan khawatir, ada bangunan yang beratap biru yang berfungsi untuk tempat kita berganti baju sekaligus juga toilet. Jadi nggak barbar amat ganti bajunya disemak-semak. Wekekek

Eits jangan syedihhh…kita masih harus melangkah turun lagi melewati undagan untuk sampe ke air terjun Goa Rang Reng. Beuhhhhh otot kaki bakalan lebih menjerit lagi nich. Undagan disini tidak sepenuhnya disemen, jadi bagian tepinya saja yang disemen, sedangkan bagian tengahnya masih berupa tanah.

Sepanjang jalan turun kita akan melihat bale-bale dengan atap merah, dengan potongan bambu sebagai tempat duduknya. Sayang terkesan kotor karena dipakai untuk menyimpan anyaman daun kelapa yang bisa difungsikan sebagai atap.

Nah diujung turunan ada bangunan seperti bale-bale dengan atap daun kelapa yang dianyam. Bagian bawahnya juga bisa dipake sebagai tempat duduk dengan bahan potongan bambu. Bagusnya bangunan bale-bale ini, kita bisa bersantai disini sambil memandang kea rah air terjun. Bersantai sampai ketiduran juga bisa. Jangan sampe ileran ya kalau mimpiin bidadari lagi mandi di Air Terjun Goa Rang Reng

Bangun dari mimpi malah bikin haus dech, temen dengan entengnya menunjuk ke air terju Goa Rang Reng, tuch banyak air, tinggal gleg-gleg aja…hahahaa…nggak ah nanti peyutnya atit. Padahal tinggal jentikin jari, air mineral dingin sudah datang. Lho kok bisa? Ya bisalah, secara disebelah bangunan itu ada warung… bahahahahha…

Hush…. Bangunnnn….bangunnn…..kapan berbasah rianya kalau terus leyeh leyeh begini…. Dari warung tersebut kita masih perlu turun lagi sedikit menuju ke dasar air terjun. Undagannya dari batu ya teman, jadi terkadang agak licin kalau lagi basah terkena hujan.

Air Terjun Goa Rang Reng ini merupakan air terjun yang berbeda dari air terjun kebanyakan. Airnya bukan jatuh dari puncaknya dengan sudut 90 derajat tapi miring, mungkin sekitar 40-50 derajat.  Nggak tau pasti karena nggak bawa derajat meter ya.  Airnya mengalir dari puncak dan melebar ke kiri kanan, laksana kipas raksasa dari kapas yang berada ditengah kehijauan dedaunan.

Dasar air terjun Goa Rang Reng sendiri sedikit berpasir dengan batuan besar , cocok lah buat duduk sambil memandangi keindahan air terjun di Bali ini. Eh ayo basah-basahan. Kita bisa juga bersantai di tengah aliran air terjunnya. Untuk kesana memang kita akan seperti buaya yang merangkak diantara aliran airnya. Tenang… nggak ada buaya kok di air terjun ini, adanya cuma buaya konyol yang akan meminta nomor telepon para bidadari. Wekekeke….

Berhati-hatilah ketika merangkak ke tengah aliran air terjun, karena ada beberapa bagian yang licin, sedangkan bebatuan yang terkena aliran deras air malah tidak licin sama sekali. Selain itu, ditengah aliran air terjun Goa Rang Reng, ada cerukan yang bisa kita duduk untuk berendam, tapi jangan pikir bisa berendam santai kayak dalam Jacuzzi di villa mewah, disini kita berendam lebih mirip berendam sambil dipijat oleh aliran kencang airnya.

Bagian bawah sudah dijelajahi, bagian tengah sudah, giliran bagian atas air terjun yang perlu kita jelajahi. Untuk naik kesana ndak dianjurkan melewati aliran air dari air terjunnya, paling aman melewati tepiannya. Tepiannya merupakan batuan keras tapi licin, tapi tenang, ada tali yang tertambat dari atas ke bawah. Boleh nggak menambatkan hatiku kepadamu bidadariku? #eh

Sambil berpegangan tali dengan erat, seerat dirimu memeluk aku… #uhuk… Putu Eka Jalan Jalan melangkah naik, walaupun beberapa kali sempat terpeleset. Sesampai diatas nampaklah sumber aliran air terjun dari dalam sebuah goa yang berbatu. Pengen sich masuk ke goa itu tapi atut ah…

Dari puncak Air Terjun Goa Rang Reng kita duduk di bebatuannya sambil melihat ke arah kehijauan daun yang melingkupi serta nampak pula bangunan bale bale yang kita pakai tadi untuk bermimpi ketemu bidadari sambil ngiler.

Weekekekek…. Badan yang mulai agak menggigil karena basah, berbaringlah kami diatas bebatuan yang terkena sinar matahari untuk menghangatkan badan sambil mendengarkan suara alam yang menenangkan

Keringat segede biji jagung sudah menghiasi kening tanda sudah saatnya berbasah ria kembali. Menuruni tali dengan ala-ala panjat tebing untuk mencoba berendam di tengah gempuran derasnya air. Brrrrr…. Rontok rasanya badan ketika mencoba berendam. Tapi lumayanlah ndak perlu ke tukang pijat buat mijat punggung yang pegal.

Cahaya sang surya mulai temaram, tanda harus mengakhiri kegiatan berbasah ria hari ini, lumayanlah untuk menghanyutkan rasa bosan dan jenuh. Dan juga membuat otot kaki menjeritttt keras menaiki undagan yang lumayan banyak dengan membawa tubuh Putu Eka Jalan Jalan yang lumayan berisi lemak. Adios Air Terjun Goa Rang Reng

38 Comments

  1. Wah, dari foto-fotonya tempatnya keren banget. Itu duduk di tengah air terjunnya amankah? Atau harus bawa kembang tujuh rupa dulu biar selamat? Oh ya Mas, jadi foto model air terjun, habis itu nggak masuk angin?

    1. Sepengetahuan dan sepengalaman saya sich aman-aman saja yang penting tidak melewati aliran yang terlalu deras kak. Nah boleh tuch bawa kembang tujuh rupa, sekalian mandi kembang di air terjun. wekekekeke….
      Masuk angin sich nggak kak, cuma cacing di perut jadi demo aja karena kelaparan

  2. ke tempat air terjun sangat nikmat yah mas…krn bikin adem hati, hehehe….

    cerdik juga Mas ini, sebab memakai kostum warna merah, jadi gampang orang mencarinya sekaligus warna foto menjadi tambah okeh.

    1. Bukan hanya bikin adem hati kak, bikin adem pinggang dan kadang bikin badan menggigil kedinginan. hahahaha

  3. woww buat naik ke puncak air terjun sampe ngesot ngesot pegang tali ya, tapi kalau udah sampe puncak, segerrrr banget kena terjangan air terjun. Perjuangan dari parkiran juga lumayan, turun turun undagan, baliknya naik naik undagan lagi, kudu sedia salonpas kayaknya ni

    1. Ngesot dikit kak kalau mau ke puncak air terjun. yang penting maknyus begitu sampai diatas.
      Balik balik penuh salonpas di sekujur kaki ya kak. hahahha

    1. Banyak banget kak, dijamin puas kalo liburan dari satu air terjun ke air terjun yang lain di Bali

    1. Seger bener kak berendam di AIr Terjun Goa Rangreng
      Berasa capek, penat bekerja selama seminggu langsung luntur tergerus aliran airnya

  4. Woww, gambar2nya keren. itu yg di air terjun pake long shutter ya? Bisa bagi tips cara ngambil gambar kaya gitu? Mungkin pakai filter tambhan atau sejenis. Btw ciri khas dari blog ini ngena banget saat first view ngunjungi blog ini. Karakteristik yang kuat. Love it.

    1. Pengambilan photo yang di air terjun seperti kakak tebak memang menggunakan long shutter, sekitar 10 detik. Jadi tipsnya gunakanlah tripod yang kokoh agar tidak terjadi goyangan di kamera. Lalu gunakan ISO serendah-rendahnya serta gunakan bukaan yang kecil sehingga shutter speed menjadi lambat. Kalau shutter speed masih dirasa kurang lambat, silahkan menggunakan filter ND (neutral density) untuk mengurangi cahaya yang masuk ke kamera. Selamat mencoba kak

  5. Untuk menikmati keindahan itu harus melalui proses jalaaaan kaki yang puanjang yah… Terus pulangnya jugak… Tapi semuanya terbayar pas melihat tempatnya… Duh, ada banyak tempat keceh di Indonesia yg gak mainstream ginih

    1. Nggak terlalu jauh kok kak jalannya, anggap aja jalan santai di akhir minggu kak. hehehehe
      Iyes banyak banget tempat di Indonesia yang nggak mainstream

  6. Wahhh lokasinya lumayan jauh juga ya mas untuk menuju ke lokasi yang seharusnya, tapi kalau udah sampe gitu rasanya semuanya terbayarkanlah yaaaa. apalagi kalau saya lihat saja sudah seperti itu lokasinya, keren banget dah… Ditambah dengan dukungan kamera yang mumpuni, jadi tangkapan gambarnya jadi makin jos 😀

    1. Sudah pasti capeknya terbayarkan dengan air terjun yang indah kak. betah jadinya walaupun jalan jauh

  7. fotonya bagus-bagus banget… jadi pengen kesana kalau ada kesempatan untuk ke bali lagi. emg jauh sih tapi perjalanan ke air terjunnya juga indah… hijau, adem.

    1. Terima kasih untuk apresiasinya kak.
      Nggak jauh lah kak perjalanannya, sebanding lah dengan kecantikan air terjunnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *