Air Terjun Kroya disebut juga Kroya waterfall merupakan wahana air yang bukan diperuntukkan bagi orang yang pengecut karena tidak akan berani melakukan perosotan air yang akan mengguncang nyali kita. Air terjun di Bali ini terletak di kawasan utara membuat Air Terjun Kroya membutuhkan waktu sekitar 3 jam apabila kita berangkat dari daerah pantai Kuta yang merupakan pantai yang pertama terkenal dari Bali. Sampai sekarang pun masih paling terkenal sich. Kunjungi juga Anjungan Tukad Melangit apabila merasa diri pemberani



Perjalanan 3 jam tersebut bisa menjadi perjalanan yang menyenangkan apabila rekan jalan-jalan kita merupakan orang yang asyik. Apalagi rekan jalan-jalannya merupakan pacar yang baru jadian… Duuuhhhh so sweet daaahhhhh…… Berbunga-bunga hatinya, serasa kebun bunga sampai pindah ke hatinya… Ahay…. Tapi kalau jalan-jalannya sama yang kurang asyik, perjalanan jadi anyep…sebangsa sayur asem kurang garam gitu dah…
Air Terjun Kroya berada satu kawasan dengan Air Terjun Aling-aling, Air Terjun Kembar, serta Air Terjun Pucuk. Jadi dari membeli tiket masuk dan mengunjungi Air Terjun Aling-aling bisa kita lanjutkan menuju Kroya (akan Putu Eka Jalan Jalan ceritakan tentang Air Terjun Aling-aling beserta loket tiket di artikel terpisah). Kroya sendiri berada di aliran air dari Air Terjun Aling-Aling. Setelah terbasahi dengan uap air dari Aling-aling, yuk langkahkan kaki sambil mengeringkan badan menelusuri aliran air dari Aling-aling.




Tenangnya air mengalir menyergap jiwa yang masih terkesima dengan deburan penghembus uap air dari Air Terjun Aling-aling. Ditemani kehijauan dari pepohonan dan tanaman menjalar. Jalan sepanjang aliran air melandai naik turunnya, tidak perlu tenaga banyak untuk melangkahkan kaki kita. Tidak ada salahnya juga untuk beristirahat disalah satu pohon yang menjorok ke tengah aliran sungai. Pejamkan mata sebentar sambil menghirup segarnya udara.

Saking keenakan berbaring jadi hampir terlelap lho diatas batang pohon yang menjulur ke atas air. Kalau sampai terlelap paling juga kecemplung ke air. Bahahahha sambil terbayang…. Basah…basah…basah… seluruh tubuhku sambil melangkah keluar dari air dengan cara paling sexy. Kibas rambut……eh ndak punya rambut juga ya…hahahahha.
Melangkah lagi ditemani kehijauan dari pakis serta akar akar gantung dari pohon, ditambah dengan bebatuan yang mulai memenuhi jalan. Tapi seru ah serasa di dunia lain…. Tidak ketinggalan akar pepohonan menggeliat keluar dari ibu pertiwi untuk memberikan keunikan alam yang tiada duanya. Kerimbunannya sich mirip keadaan disekitar Mata Air Kakong di Lombok. Yaaa…. 11-12 lahhh….



Tak berama lama terlihat bendera merah putih, itu merupakan tanda bahwa kita sudah mencapai Air Terjun Kroya. Titik terpancangnya bendera merupakan puncak air terjun. Untuk melihat air terjunnya secara keseluruhan, kita harus berputar sedikit melalui jalan setapak dengan keteduhan dari kehijauan pohon. Dengan beberapa anak tangga yang berputar turun, sampailah kita di Air Terjun yang akan menguji nyali teman-teman sekalian.


Air Terjun Kroya terlihat mempunyai aliran ganda dengan ketinggian sekitar 5 meter serta dasar yang cukup dalam disertai kehijauan yang menutup tebing air terjun. Diawal Putu Eka Jalan Jalan mengatakan bahwa air terjun ini bukan diperuntukkan bagi orang yang pengecut dikarenakan Air Terjun Kroya mempunyai jalur perosotan alami di dalam aliran air terjunnya yang siap membuat jantung anda tertinggal di puncak air terjun. Nah bagi yang ingin menguji nyali dengan main perosotan dan melompat dari ketinggian, disediakan loker untuk menyimpan barang barang kita, serta terdapat toilet yang agak berlumut untuk melakukan tuntutan alam. Itu tuch….ituuuuu…….





Putu Eka Jalan Jalan ingin mencoba perosotan alami sekaligus pengen uji nyali (emang mau huka-huka). Padahal kaki ini sudah gemetaran membayangkan meluncur kebawah ditengah deruan air terjun setinggi 5 meteran. Sebelum gilirannya Putu Eka Jalan Jalan, ada dua wanita wisatawan mancanegara ( kita panggil mereka peluncur) yang siap untuk uji nyali. Setiap pengunjung yang ingin mencoba uji nyali, diwajibkan didampingi pemandu serta memakai life jacket. Hey…mereka perempuan lho, mereka saja berani untuk meluncur di perosotan alami air terjun, masa kalian para laki-laki tidak berani? (ratapan hati kecil para lelaki).
Dengan menggunakan life jacket serta setelah diberi pengarahan oleh pemandu, bersiaplah mereka untuk meluncur. Dengan dipegang oleh pemandu untuk diarahkan kearah yang benar ditengah aliran air terjun, peluncur menyilangkan tangannya didepan dada dan bersiap untuk meluncur. Hitungan ketiga dilepaskanlah peluncur meluncur bebas kebawah dibarengi dengan teriakan keras dari peluncur yang merasakan sensasi meluncur turun ditengah derasnya aliran air. Memang wahana air alami yang menantang nyali kita.




Ketika tiba gilirannya Putu Eka Jalan Jalan untuk mencoba perosotan uji nyali, debit air terjun bertambah ditambah dengan hujan yang mulai rintik-rintik. Pemandu memutuskan tidak memperbolehkan Putu Eka Jalan Jalan untuk melanjutkan melompat ke perosotan dengan alasan keamanan (berasa dipesawat… heheheheh…). Sedikit sedih sich karena sudah datang jauh-jauh tapi di menit terakhir gagal untuk merasakan sensasi meluncur turun dari ketinggian Air Terjun Kroya. Putu Eka Jalan Jalan pastinya akan kembali untuk merasakan sensasi mendebarkan meluncur turun di perosotan alami air terjun. Buktikan bahwa diri kalian bukan pengecut!






Hujan bertambah deras dan warna air terjun pun berubah coklat, Putu Eka Jalan Jalan pun memutuskan untuk kembali. Ditemani tetes hujan melangkah gontai melewati jalan setapak yang cukup licin serta anak tangga ke atas yang cukup memacu nafas sampe ke batas maksimal.



Sesampainya di jalur yang datar, terlihat bunga-bunga yang basah terkena air hujan serta dedauan hijau yang memanjakan mata. Hal yang sulit kita dapatkan di perkotaan. Hamparan sawah dengan teraseringnya juga mampu membujuk mata untuk tidak berpaling.










Jalur menanjak masih menemani Putu Eka Jalan Jalan utnuk sampai ke tempat kami memarkir kendaraan kami. Jalanan masih asri dengan tumbuhan hijau di tepi jalan, dimana kami juga menemukan Bekicot yang merayap pelan dibawah dedaunan yang basah terkena air hujan. Kecepatan jalan kami di jalan menanjak sudah mirip kecepatan jalannya si Bekicot. Ah…. Slow but sure..
Air Terjun Kroya, Putu Eka Jalan Jalan akan kembali lagi untuk menguji nyali kami meluncur di aliran airmu. Tunggu kami datang kembali…..
FAQ :
Tidak perlu membawa jaket pelampung karena sudah disiapkan dari pengelola disana
Dalam tiket masuk sudah termasuk asuransi