Air Terjun Kuning ( Kuning Waterfall ) dengan cekungan ala Jacuzzi yang membuat kita bisa berendam sambil memandang ke arah air terjun Kuning yang bisa membuat kita tertegun dengan keindahannya. Memandang air terjun di Bali ini serasa melihat pemandangan sejuta dollar. Terletak di Dusun Kuning, Desa Taman Bali, Bangli. Walaupun namanya Air Terjun Kuning, airnya tidak berwarna kuning kok, airnya bening dan menyegarkan. Namanya sendiri berasal dari nama Dusun tempat air terjun ini berada.
Memang sich lokasi agak lumayan jauh dari area Kuta, apalagi dari pantai Pasut. Lebih super jauh lagi dari Artotel Thamrin Jakarta. Kalau dari Kuta berkisar 1 jam 45 menit bahkan lebih, apalagi sempat dipeluk manja oleh kemacetan. Pelukannya sich manja banget, pelan-pelan…. Ujungnya sampe kita tidak bisa bergerak dan bengong didalam kendaraan. Jadi ada baiknya siapkan ransum cemilan cepuluh yang cukup ya.
Melewati Jalan Baypass Ida Bagus Mantra, menuju Desa Tulikup Gianyar. Ketika telah sampai di lapangan Desa Tulikup, jangan main bola dilapangan ya, ikuti jalan ke utara tembus Tamanbali, Bangli. Bisa juga sekalian mengunjungi Anjungan Tukad Melangit. Setelah mengikuti jalan itu, akan sampai pada sebuah beringin besar yang berada di pinggir lapangan. Itulah lapangan Tamanbali. Nggak takut sama pohon beringin kan? Kemudian belok kanan masuk menuju Banjar Kuning. Di pinggir jalan, sudah ada petunjuk arah yang dapat dilihat dengan jelas, sehingga jangan takut kalau tersesat di sana. Kalaupun ragu bisa gunakan GPS. GPS ini maksudnya adalah Gunakan Penduduk Setempat. Hahahahahah……
Skip….skip…skip….. Biar suara-suara sumbang karaoke di mobil tidak terdengar. Biar tidak pecah gendang telinga. Begitu memasuki Dusun Kuning, tidak terlalu lama kita akan menemui loket tiket permanen pertanda kita sudah sampai di areal menuju air terjun. Sesudah menukarkan uang sebesar 10 ribu rupiah per orang untuk donasi ( tiket masuk), kami diarahkan untuk parkir kendaraan di ujung jalan, didepan Pura Dalem Desa Pekraman Kuning tersedia tanah lapang untuk kita parkir. Saat itu sedang ada pemugaran di Pura Dalem, ditingkahi dengan suara alat-alat pertukangan dan suara para tukang yang saling berbicara.
Jalan menuju air terjun Kuning sekarang melewati jalan disebelah Pura Dalem, tidak melalui jalan setapak melewati kebun penduduk lagi ketika Putu Eka Jalan Jalan pertama kali kesini di tahun 2017. Tangga berundak yang sudah disemen menyambut kami, menawarkan langkah yang nyaman dan siap menyiksa otot kaki. Karena kemiringan jalannya yang cukup lumayan, iya lumayan bikin nangis.
Yuk ah kita langkahkan kaki munuruni undakan, sambil manjain mata dengan hijau-hijau dikiri-kanan jalan. Sapa juga sang Sapi di kandang penduduk di sebelah kiri yang sedang sibuk mengunyah rumput dari tuannya. Pohon kelapanya pun tinggi banget, ndak kebayang para pemanjat jaman dulu yang berani mempertaruhkan nyawanya memanjat setinggi itu tanpa memakai alat pengaman satupun.
Diujung undagan semen ini, mengejutkannya ada pura dengan pancuran disampingnya dannnnnnn tangga besi yang mengarah ke Air Terjun Kuning. Nama Pura tersebut adalah Pura Pasiraman Manik Tirta. Pura ini mempunyai 11 pancuran yang dipakai untuk melukat ( pembersihan diri) Dipercaya kalau kita melakukan pembersihan diri di pancuran Pura Pasiraman Manik Tirta dipercaya akan membuat diri kita awet muda. Percaya nggak percaya ndak ada salahnya melakukan pembersihan diri lho, siapa tau jadi awet muda, selain itu airnya pun segar. Biasanya sehari menjelang Hari Raya Galungan (hari besar umat Hindu) banyak yang melakukan pembersihan diri disini karena dipercaya pada hari itu khasiat pembersihannya paling kuat.
Selain wisatawan lokal, wisatawan mancanegara pun Nampak dengan lincahnya menuruni undagan beton kemudian melewati kami yang masih betah merasakan kesegaran air pancuran di luar Pura Pasiraman Manik Tirta. Yuk ah kita lanjutkan menuju Air Terjun Kuning. Ditebing disamping pura kini sudah dibangun tangga besi yang berdiri kokoh di tebing disebelah pura, Dengan jumlah anak tangga 90 buah serta kemiringan sekitar 45 derajat. Dari atas tangga kita bisa melihat kehijauan lembah yang dibawahnya mengalir sungai. Berjalan kebawah menuruni anak sekarang sudah nyaman dibandingkan jalur di 2017 yang melewati kebun warga dan menuruni tebing batu padas yang kemiringannya hamper 90 derajat. Jadi bener-bener seperti cicak yang merayap di dinding kita turunnya dulu.
Menuruni tangga besi sampe bawah sich cepat dan nyaman, jangan dibayangkan ketika kita pulang nanti dan menaiki 90 anak tangga lagi ya… hahahaha… Jalan tanah pun menyambut kami ketika sampai dibawah. Berjalan menyusuri tepian tebing dengan percikan air dari air yang mengalir di beberapa titik tebing. Nanti juga kita bakalan menemui aliran air seperti air terjun, ya walaupun debitnya kecil banget sich. Hehehehhe….
Nampak juga dibeberapa tempat, canang dihaturkan supaya pengunjung aman unutk menikmati keindahan Air Terjun Kuning. Selain itu Nampak pula beberapa pancuran kecil di dinding tebing. Saat kami kesana, ada beberapa pohon tumbang masih belum dipindahkan dari tebing, mungkin karena medannya yang sulit. Tanda bahwa Air Terjun Kuning sudah super dekat bisa ditandai dari lengkungan rumpun bambu yang membentuk seperti lorong, diujung lorong itu kita bisa melihat Air Terjun Kuning. Dan sampailah kita di Air Terjun Kuning.
Air Terjun Kuning merupakan air terjun dengan tinggi berkisar 25 meter. Aliran Dengan kehijauan Nampak mendekap tebing yang berada di sisi kiri dan kanannya air terjun. Duhhhhh mau donk didekap sama yang tersayang…. #eaaa #curcol . Dinding air terjun terbuat dari batu yang terkikis oleh aliran air selama bertahun-tahun. Aliran airnya terbelah kedua ketika meluncur turun dari puncak air terjun. Didasar air terjun air tertampung oleh cerukan seperti kolam dengan diameter sekitar 6 meter. Kedalamannya sich setara dengan bahu Putu Eka Jalan Jalan, untuk catatan, tingginya Putu Eka Jalan Jalan 180 cm.
Yang bikin lebih menarik, aliran air setelah memenuhi cerukan didasar air terjun itu mengalir melalui bebatuan yang berlekuk dan mempunyai cekungan yang eksotis. Diantara cekungan itu kita bisa berendam ala-ala di dalam Jacuzzi. Berendam sambil memandang keindahan dari Air Terjun Kuning ( Kuning Waterfall ) itu nikmat banget. Nikmat mana lagi yang bisa kau dustakan. Kalau dinilai sich pemandangan sejuta dollar lho. Airnya sendiri sejuk dan menyegarkan, tidak sampai membuat kita menggigil kedinginan. Betah banget berendam berlama-lama sambil bercanda ria ditemani segelas Wine. Duh coba bisa memesan Wine dari sini ya….
Aliran air dari Air Terjun Kuning akan bertemu dengan aliran air dari sungai. Di pertemuan aliran air itu kita bisa bermain air karena lebih luas dibandingkan dengan cekungan di dasar air terjun.
Keeksotisannya ini mulai banyak menarik perhatian dari para pengunjung. Ketika hari libur ataupun akhir minggu, akan banyak pengunjung yang datang, dari satu keluarga, teman satu geng ataupun wisatawan mancanegara
Nah sehabis berendam dan bermain air, tentunya kalian ingin mengeringkan badan dan ganti baju. Sayangnya disini belum disediakan bilik untuk kita berganti baju. Jadilah kita berganti baju dengan menggunakan kain yang dipegang oleh teman kita agar tidak kelihatan ketika saat berganti baju oleh pengunjung lainnya.
Dianjurkan juga tidak sampai malam mengunjungi Air Terjun Kuning karena tidak adanya sarana penerangan ditempat ini. Tapi terkadang ada wisatawan mancanegara ketika sudah mulai agak gelap baru mereka beranjak balik dari air terjun. Putu Eka Jalan Jalan pun berajak balik ketika semakin banyak yang berselfie ria menghalangi pemandangan sejuta dollarnya.
Menelusuri jalan yang sudah disiapkan oleh warga dusun Kuning kembali kearah kami parkir mobil. Sebelum sampai diparkir, kami harus menaklukkan tangga besi dengan 90 anak tangga. Dengan tenaga tersisa, kami menapaki tangga satu per satu, belum sampai setengah, nafas sudah terengah-engah, ya sutra kita beristirahat dulu sambil memandang kehijauan dilembah. Cukup untuk berpaling sebentar dari layar computer yang kita pandang dikantor setiap hari. Ayo lanjutkan penjuangan sampai di puncak tangga dan mencapai Pura Pesiraman Manik Tirta. Eits belum sampe parkiran, masih perlu menaiki undagan yang cukup miring lagi. Okeh ngos-ngosan lagi.
Muka-muka pucat pasi tergambar ketika sampai di parkiran. Tarik nafas panjang, hembuskan…..tarik nafas panjang hembuskannn…. Ada yang menghembuskan lewat kentut. Hahahha…untung tidak bikin pingsan. Setelah semua naik, kami pun bersiap berangkat. Terlihat pemuka agama (pemangku) nampak membawa banten menuju Pura Dalem, yang serunya beliau seperti dikawal oleh anjing-anjing didepannya.
Sampai jumpa lagi Air Terjun Kuning, senang bisa mengunjungi air terjun ini melewati jalur yang berbeda di 2017 dan di 2019. Jalurnya sama-sama menantangnya. Keindahan Air Terjun Kuning tetap tidak berubah dari dua kali kunjungan ini. Tetaplah asri sampai kapanpun.
Beneeer tuuh … kalo GPS asli ngga berfungsi maksinal, gunakan GPS kedua : Gunakan Penduduk Setempat 😂
Gokiil apik banget pemandangan air terjunnya !.
Pancuran-pancuran kecilnya enaak tuh buat mandi pembersihan diri.
Entah kenapa ya, aku tuh suka banget mandi di alam terbuka seperti itu …., rasanya menyatu dengan alam.
Aku pernah ngerasain mandi di pancuran di satu desa di Bali, desa rumahnya nenek teman kuliahku yang asli orang Bali.
Tanpa perlu malu-malu, aku langsung ikutan warga desa mandi bareng-bareng … 😁
Sama kaka, aku juga lebih suka mandi di alam terbuka, lebih nyaman rasanya. Bisa jadi karena energi alam yang mengalir ke dalam tubuh kita ya
Haha bisa aja GPS keduanya
hahahah GPS kedua itu meruapakan andalan terakhir biar ndak tambah tersesat
Air terjunnya cantik sekali.
Terbayarlah perjuangan untuk mencapainya walau pulangnya pun masih tetap harus berjuang. Sampai rumah langsung tepar dan tidur amat sangat pulas.
Tidurnya boleh pulas mbak, asal jangan sampe ngiler aja. Kasian bantalnya basah. hahahahah
Kuning kan warna favorit saya, karena kuning adalah warna pengharapan. Apapun yang berhubungan dengan kuning pasti saya sukak :p hahaha.
Btw, kece badai ya lokasinya! Cerukan ala-ala jacuzzi itu loh yang bikin syirik. Nyaman banget kelihatannyaaaa huhuhuhu. Berjam-jam di situ juga mau lah! Dirimu memang tukang bikin iri :p
Daaan yang paling saya suka dari Bali adalah Canang yang merupakan wujud penghormatan pada alam dan Sang Khalik. Luar biasa Bali mengajarkan hal itu pada saya setiap kali ke sana.
Wah mbak Tuteh ternyata penyuka warna kuning. Terlihat sich dari photo profilenya. Hahhahaha
Duhhhhhh jadi nggak enak lho bikin syirik dan ngiri
Boleh aku tambahin lagi dosisnya? 😁😁😁😁😁
Tambahin dosisnya! Tambahin! *cemberut*
Dosis ditambah tapi tambah cemberut. Serba salah donk aku mbak ….
Hahahah tidak apa-apa, yang penting kan demi kebaikan. Ini iri yang baik kaaaan … iri pengen juga 😀
Duhhhh emang ada iri yang baik kak? hahahahha
Ada iri yang baik hahaha *kekeuh* yang memotivasi blablabla tralala trilili syalala 😂
tak heran pulau bali dijuluki sebagai salah satu surga dunia wong destinasinya membuat para wisatawan betah berlama lama di bali
keren bli putu
Betah berlama-lama karena capek naik undakan ke air terjunnya. hahahahha
INDAH BANGEEETT
Gw setuju sama komen yang satu ini
Jauh juga jalan ke lokasi air terjunnya ya? Namun setimpal dgn view dan air terjunnya yg cantik.
Ndak terlalu jauh kok kak, cuma emmang jalannya turun naik gitu
bali banget suasana disana ya bli..
dari lihat foto saja auranya sudah terasa, bikin adem dan gimana gitu.. hehehe..
jika dipromosikan lagi, bakalan ramai tempatnya..
Jangan terlalu ramai dech kalau menurutku, malah ndak nyaman bagi kita ketika menikmatinya
Masih asli dan Asri. Dan masih jarang wistawan datang keamrin, asyikkk banget bisa jakuzi ganetng gitu, hehehe
90 anak tangagg? Oemji, kurusin badan dulu. hehehe
Nggak usah dikurusin, tapi maen kesini buat kurusin badan. hahahahah
Weeew ini kok keren banget ya tempatnya Mas heheh, kepengen banget dah ke Bali terus seharian cuman berdiam diri di tempat kayak gini. Pasti tenang banget, terus tiket masuknya juga murah hehehe. Anyway, foto2nya bagus2 banget sukaaaaa 🙂
Iya tenang banget kalau seharian berdiam disini mas, bisa sampai ketiduran saking tenangnya. hahahah
WOW keren banget pemandangannya hehe,
Betul kak, pemandangan disini memang keren
Perjalanannya sunggug asyk, air terjunnya jg apik. Bermain air memang asyik dan seru. Fhotonya juga bagus-bagus
Basah-basah memang mengasyikkan ya kak
Belum pernah main ke air terjun manapun selama di Bali. Mandi cukup di tirta empul aja. Pengen banget sebenernya 🙂
AYo kaka kebali lagi, lalu mandi di air terjunnya sekarang.
keren bli air terjunnya.. daerah bangli ini kayanya banyak air terjun yg kece2 gitu yaa..
Iya kak, daerah ini memang banyak air terjun yang kece-kece
Perjuangannya ya, melintas gunung melintas lembah. Liar biasa terbayar dengan air terjun yang ciamik. Sy baca saja sudah berasa ngos-ngosan dengan medannya.
Itu air terjun debitnya sama sepanjang tahun tanpa takut kemarau, atau pas kemarau debitnya minimalis?
Tarik nafas dulu yang panjang kak biar ndak ngos-ngosan, heheheheh
Debitnya biasanya berkurang ketika musim kemarau kak, tapi tidak sampai habis banget airnya. Keuntungannya kalau pas kemarau airnya jernih, sedangkan kalau musim penghujan airnya jadi kopi susu alias butek hahahhaha
bayar masuknya 10000 rasanya kalo dibandingkan dengan tiket masuk ke hutan mangroov di sini bisa dibilang murah. di sini lihat hutan bakau bayar 30000 plus parkir motor bayar 2000. ngomong-ngomong banyak abg pacarannya nggak?
Nyesek ya kak bayar 30rebu tapi nggak bisa photo photo pake kamera ya, cuma bisa pake henpon saja setahuku.
ABG pacaran sich ndak banyak sich, banyakan bule yang maen kesini
Apik bener cerita dan foto-foto perjalanannya Bli 🙂
Jadi ingin berendam juga di sana hehe
Yuk kak kita berendam bareng, jacuzzinya cukup kok untuk kita. hehehehe
tak bahaya ke mas datang ke sini pada musim hujan? yalah, jalan, batu batuan pasti licin dan mudah terjatuh…
Nggak bahaya kok kak, jalan menuju kesana sudah tertata. Yang perlu lebih waspada mungkin ketika melintas di bebatuan yang terkena aliran airnya, karena dipastikan sedikit licin
Pemandangannya bagus banget dan masih alami banget. Bisa sempat metik kelapa dulu tuh mas Eka, hehehe… Harga tiketnya juga terjangkau sangat. Agak riskan juga ya kalo pas lagi musim hujan berkunjung kesana, gak kebayang jalurnya licin banget
Sejak dibangunnya tangga besi sich sudah aman kesini saat musim hujan kak.
wah masih asik berendam di jacuzi apa kabar bli
Apa kabar kak? Asyik donk kak, sampe kembang kakinya berendam saking keasikannya. hahahha.
waah indah sekali tempatnya,, tiket masuknya pun sangat terjangkau
Memang indah tempatnya kaka, mari jalan jalan kesini menghilangkan kepenatan kerja
Asik bgt t4nya kak, wah jadi pengen berendam di Jacuzzi nya jg hehhe. Btw tulisannya gokil hahhaha mantabbb
Berendam sambil nge-wine enak banget disini kaka…
Terima kasih lho apresiasinya dibilang gokil
Tempatnya indah dan alam perawan, wajar jika susah dijangkau karen masih sangat alami. Penasaran dengan air terjun yang sejuk, biasanya dingin abnget dan bikin menggigil.
Semoga saja tempatnya kian diperbagus untuk memudahkan wisatawan, Jalur yang mkenanjak gitu berat banget rasanya. Apalagi bagi yang manula atau yang s udah tak kuat jalan menanjak lagi, kayak khusus untuk yang masih bervitalitas, ha ha.
Bali punya banyak tempat wisata, tak cuma pantai dan lautnya saja, pegunungannya pun menyimpan potensi terpendam dengan air terjun Kuning.
Iya kak medannya memang tidak bersahabat dengan yang manula. semoga nanti bisa disiapkan lift dari pengelola sehingga memudahkan para manula untuk mengunjungi air terjun Kuning
Baliiii oh Baliii, pesonanya tak lekang oleh apapun.
Btw, saya belum pernah tau indahnya air terjun di Bali, medannya selalu berat ya.
Tapi beneran terobati dengan surga yang ditampakan.
Btw suka banget ama foto2nya, perpaduan warna bajunya dengan alam beneran kontras banget.
Meskipun air terjun keren, saya agak pesimis bisa mendatangi air terjun dengan medan yang aduhai kayak gini hehehe
Bisa kok kak ke Air Terjun Kuning, kan sekarang sudah ada tangga besinya, jadi medannya sudah lebih mudah