Berdiri di tepian Danau Tamblingan dengan perahu tradisional ketika kabut sedang turun menyelimuti

Danau Tamblingan atau Tamblingan Lake merupakan danau yang tiada duanya di dunia ini karena mempunyai 11 pura mengelilingi areal danaunya. Putu Eka Jalan Jalan sudah coba mencari, tidak ada danau satupun di dunia ini yang mempunyai  pura mengelilingi areal danaunya. Terletak di ketinggian area Munduk di sebelah utara Gunung Lesung, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, membuat hawanya sejuk, rasa memeluk itu jadi selalu ada. Pengen memeluk kompor maksudnya biar hangat. Hahahaha….

Danau di Bali itu sebenarnya tidak banyak, berdasarkan  Pemerintah Provinsi Bali, hanya ada 4 danau di Bali, yaitu, danau Beratan, Buyan, Batur dan yang akan kita berjalan-jalan kesana adalah danau Tamblingan. Danau Buyan dan Tamblingan merupakan danau yang  terletak bersebelahan. Seperti kita yang berada bersebelahan di pelaminan #eh.

Perjalanan akan memakan waktu sekitar 3 jam karena Putu Eka Jalan Jalan akan bertolak dari Kuta, persiapan cemilan selama di jalan pun sudah menggunung, ada nasi kuning, sate babi. Eh kok berat amat makanannya yak? Bukan cemilan lagi itu. Hahahah.. Atau bisa juga sarapan pagi biar seterong pake makanan khas Tabanan Nasi Sambal Bejek Belayu

Sebenarnya kalau berangkat agak siangan bisa mampir ke Sate Babi Bawah Pohon. Selain wisata kuliner kesana, bisa juga mampir ke Danau Beratan yang terkenal dengan pura yang seperti mengapung diatas air.

Sepanjang jalan, kita nyanyi-nyayi riang gembira, dan lagunya mainstream abis, naik-naik kepuncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja, banyak pohon cemaraaaaa aaaaaa uuuuu aaaaa uuuuu…. Kok malah jadi Tarzan.. Memang sich kita akan melewati area setelah danau Beratan yang ada monyetnya. Siapa mau ketemu saudaranya? #ngikik

Setelah melewati area yang bermonyet, kita akan berbelok ke  arah kiri menuju Munduk. Munduk munduk pacul cul.. sempelengan… Eh itu gundul-gundul..hahaha… Jalan yang kita lalui berada lebih tinggi dari danaunya, jadi kita bisa melihat dari atas menuju ke arah danau. Selain itu terlihat perumahan penduduk dari atas.

Melewati jalan menurun dan melewati rumah penduduk kita akan melewati perkebunan bunga serta geromobolan pepohonan tinggi. Pepohonan tinggi karena termasuk dari hutan yang dilindungi pemerintah.

Begitu memasuki lorong hijau, ya bisa kita anggap seperti lorong, karena pepohonan tinggi melingkupi jalanan yang menuju Danau Tamblingan. Jalanannya sich mantap, sudah di paving

Ujung jalan yang kita lalui akan langsung berakhir di ujung danau. Yap bener-bener berujung di air. Pura besar menyambut kita diujung jalan, pura ini pernah dibanjiri air danau ketika musim penghujan sedang tinggi-tingginya. Kalau diphoto jadi kelihatan keren sich, tapi kasian buat umat Hindu yang berkeinginan melakukan persembahyangan disana.

Setelah memarkir sapu sihir kita ditanah lapang sebelah pura #eh maksudnya kendaraan kita, Putu Eka Jalan Jalan tertarik untuk melangkah kearah barat, disana ada nampak beberapa orang yang sedang memancing.

Nah sebelum kesana Putu Eka Jalan Jalan menemukan bangunan pura lain selain Pura yang besar disebelah tempat kita parkir,  Tidak begitu besar dan nampak berlumut. Disebelahnya nampak reruntuhan pohon tumbang yang mengenai gazebo. Nampak terbengkalai karena tidak ada yang mempunyai inisiatif untuk membersihkan reruntuhan tersebut.

Penyelusuran kami lanjutkan disepanjang danau, kali ini, jalanan sudah dirapikan dengan semen dikarenakan ada dibangun bangunan, sepertinya itu bangunan untuk mengukur ketinggian air danau. Bangunan tersebut didesain cukup tinggi dari permukaan air danau. Kadang pemancing menggunakan sisi sebelah bangunan sebagai tempat memancing

Dan ternyata tempat orang memancing masih disebelah  sana lagi, terpaksalah kita melewai semak-semak untuk mencapai tempat orang memancing. Jangan pakai sepatu hak tinggi ya teman-teman, dijamin langsung sepatu hak tingginya bersatu dengan tanah Danau Tamblingan, tidak bisa dipisahkan Hahahha. Nampak juga ada batang kayu yang sudah tumbang dan menjorok ke tengah danau. Kayunya sudah cukup lapuk sehingga kemungkinan bisa patah ketika diinjak.

Bagi pehobby mancing, pasti suka memancing di bagian barat  Danau Tamblingan, karena lokasinya tenang, tidak terganggu dari pengunjung lainnya yang tidak berkeinginan untuk memancing. Mereka betah dari pagi sampe sore untuk memancing, hasil pancingannya sich ndak terlalu besar, tapi sensasi memancingnya yang dicari. Putu Eka Jalan Jalan saja sampai mengantuk duduk memandangi para pemancing yang menunggu ikan menyambar umpan mereka.

Danau Tamblingan merupakan danau yang berada dalam area hutan yang dilindungi oleh pemerintah, sehingga tidak heran Danau Tamblingan dikelilingi hutan yang menghijau. Mata dijamin seger ketika memandang sekeliling. Karena berada diketinggian, suhu udara pun cukup sejuk cenderung dingin, sehigga terkadang kabut itu bisa datang tiba-tiba menyelimuti sekeliling danau. Seperti kenangan mantan yang tiba-tiba menyergap tanpa peringatan membawa kelebatan masa lalu…

Disebelah timur tanah lapang yang biasa digunakan untuk parkir, diperuntukkan untuk perkemahan, biasanya diakhir minggu banyak yang berkemah disana untuk bercengkrama dengan keluarga. Jangan lupa untuk melapor ke kantor pengelola ya ketika berkemah disana. Melapor ke hatiku kapan? #eh

Aktivitas selain duduk bersantai ala-ala piknik manjah, memancing, bisa juga  melakukan trekking yang berawal di tepian jalan diatas, lalu masuk ke dalam hutan lindung dan diakhiri dengan kita naik perahu menyeberangi danau. Asyik kan rasanyaaaaa…… Udah capek jalan trekking masih juga mesti mendayung perahunya. Hahahah Kalau yang lagi pedekate pasti semangat buat dayungnya, alasannya biar pujaan hati ndak capek. Sok kuaaaaatttt…. bahahahaha

Selain itu bagi pasangan-pasangan yang baru mau menikah, dan sedang mencari spot prewedding di Bali yang sudah pasti keren, bisa lho berphoto di Danau Tamblingan dengan menggunakan perahu tradisional ataupun memakai spot yang ditengah danau yang sudah dibuat berisi semacam karangan bunga yang berbahan kayu ataupun akar-akaran. Kalau butuh photographer untuk Bali prewedding bisa menghubungi PutuEka Photography lho. Ada yang mau prewedding sama akyu yang imoet ini? #disambit sandal

Yang paling juara adalah Danau tamblingan ini dikelilingi oleh 11 Pura, emejing bukaaannnn… Buat yang mau wisata rohani bisa banget lho mengunjungi ke-11 pura ini. Nama Ke-11 pura itu adalah

  1. Pura Dalem Tamblingan
  2. Pura Endek
  3. Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin
  4. Pura Sang Hyang Kawuh
  5. Pura Gubug
  6. Pura Tirta Mengening
  7. Pura Naga Loka
  8. Pura Pengukiran, Pengukusan
  9. Pura Embang
  10. Pura Tukang Timbang
  11. Pura Batulepang

Sebenarnya tidak heran sich ada banyak pura di lokasi ini, karena sejarahnya nama Danau Tamblingan ini cukup unik.  Berdasarkan catatan di Wikipedia Sejarah Danau Tamblingan, diceritakan pada abad 10M sampai 14M lingkungan Danau Tamblingan adalah pemukiman yang pusatnya berada di Gunung Lesung sebelah selatan danau. Karena suatu alasan penduduknya kemudian berpindah ke empat daerah berbeda yang jaraknya masih berdekatan dengan areal danau. Keempat desa itu kemudian disebut Catur Desa, yang berarti empat desa yakni: Desa Munduk, Gobleg, Gesing, dan Umejero. Keempat desa ini memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan Pura yang ada di sekitarnya.

Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali yaitu Tamba berarti obat, dan Elingang berarti ingat atau kemampuan spiritual. Diceritakan dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi. Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan kemampuan spiritual dia air itu kemudian dijadikan obat dan mampu menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama kelamaan menjadi Tamblingan.

Loncat sana loncat sini diantara semak, lumayan menguras tenaga juga, selain karena berkurangnya kadar oksigen di ketinggian, akhirnya Putu Eka Jalan Jalan beristirahat sebentar di gazebo yang berada di dekat batang bambu yang difungsikan sebagai dermaga kecil utuk perahu-perahu tradisional yang dipergunakan menyebrang danau untuk peserta trekking. Selain gazebo aja juga beberapa warung kecil bagi yang ingin menyeruput kopi hitam panas (sehitam kulitku) untuk menghilangkan dingin karena sergapan kabut yang mulai turun.

Lama-kelamaan sergapan kabut dingin ternyata tidak bisa dinetralkan oleh kopi hangat hitam pekat yang Putu Eka Jalan Jalan sruput…. Brrrrr….. saatnya kabur dari Danau Tamblingan. Sampai berjumpa lagi kawan….Suasana dinginmu tidak akan terlupakan

23 Comments

  1. Tempatnya enak mas dilihatnya serasa di Eropa dari danau serta panorama yang indah ditambah bunga-bunga yang menambah kesejukan tempat itu…Jadi pengen nih..😄😄

    1. Jadi pengen ke Eropah kak? mending jangan dech
      Indonesia banyaaaaaakkkkk banget punya tempat tempat wisata untuk dikunjungi lho

  2. Cantik banget pura-pura yang mengelilingi danau. Air danau juga begitu tenang, kalau ibadah pasti lebih khusuk.
    Terimakasih ya Putu Eka, buat sharing toto-foto cantik dan kerennya.

  3. Suasana pemandangannya masih sejuk dan asri. Saya senang lihat dokumentasi foto pribadi yang natural, juga dijelaskan kenapa namanya Tamblingan. Nice travelling

  4. Memang tidak ada duanya kalau melihat danau yang dikelilingi sebelas pura, apalagi kalau melihat kang putu yang sangat energik pasti capek ya untunglah ada gazebo buat istirahat hehehe

  5. Cakep foto-fotonya bliii hehehe saya di Bali taunya cuma danau yang di ulun danu sana sama yang batur saja~ jarang keliling ke tempat lain di Bali 😀 wish one day bisa mampir Tamblingan juga~

    1. Danau sich ndak terlalu banyak di Bali kak, banyakan air terjun sama pantai. Mampir lagi ke Bali ya kak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *