Laklak Biu Men Bayu Penebel dimana kelembutan dan kehangatannya sering membuat para penikmatnya malah menjadi baper, apalagi ketika dinikmati dilokasi langsung disertai dengan rintik gerimis. Rasa baper itu keras mendera Putu Eka Jalan Jalan ketika mencicipi Laklak Biu Men Bayu sekembalinya dari bermain air di Air Terjun Yeh Hoo dan Air Terjun Banyu Wana Amertha. Meluncur turun dari ketinggian Jatiluwih dimana Air Terjun Yeh Hoo berada dengan ditemani gerimis sendu sepanjang jalan cukup membuat para cacing di perut mulai melakukan demo. Makannnnn….makaannnn….makaaannnnnnn…… Kami laparrrrrrr…..laparrrr…..lapaar……
Oke cukup dengan teriakan lapar dari para cacing. Mata masih celingak-celinguk sepanjang jalan turun mencari warung makan yang buka. Akan tetapi sukar sekali mencari warung makan yang buka saat gerimis dengan mendung kelabu menggelayut di daerah Penebel. Awalnya tidak terlalu peduli dengan bangunan kecil yang tidak terlalu “eye catching” di sebelah kanan jalan, akan tetapi ada bau yang menggelitik hidung yang merayu otak untuk memerintahkan tangan dan kaki untuk mampir. Laklak Biu Men Bayu ini berlokasi di Banjar Penebel Baleran, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Patokannya ada pohon besar, sepertinya itu pohon Beringin , didekat tempat mereka berjualan.
Nggak pake “sliding” di aspal yang basah, kaki sudah berada didepan warung kecil Laklak Biu Men Bayu. Disapa dengan ceria oleh sang nenek dan kakek. Iyes betul sekali, yang berjualan adalah pasangan nenek dan kakek yang masih bersemangat untuk berjualan. Dan ternyata nenek tersebut adalah Men Bayu itu sendiri
Sudah pada tau kan apa itu Laklak Biu? Untuk yang belum pada tahu, Laklak itu mirip dengan Kue Serabi, sedangkan Biu itu adalah Pisang. Jadi Laklak Biu adalah kue yang mirip serabi dengan topping buah Pisang. Laklak Biu Men Bayu Penebel sendiri berbeda dengan Laklak kebanyakan di Bali. Laklak pada umumnya di Bali terbuat dari bahan yang sama dengan Laklak Biu, terbuat dari tepung. Yang membedakan adalah ukurannya. Laklak pada umumnya berukuran kecil dengan topping dari parutan kelapa dan dituang gula merah cair diatasnya, sedangkan Laklak Biu ukurannya lebih besar dan tipis , toppingnya diisi potongan pisang dengan parutan kelapa. Tidak ada tambahan gula merah cair. Laklak mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional pada pagi hari sehingga biasanya disajikan sebagai pengganti sarapan ataupun teman minum kopi sebelum berangkat beraktivitas. Selain sebagai sarapan, juga disajikan dalam pesta adat ataupun upacara adat.
Mereka selain menjual Laklak Biu original, ada juga varian rasa lainnya, yaitu ada coklat, strawberry, nanas bahkan keju. Nah tentunya Putu Eka Jalan Jalan karena ini baru pertama kalinya makan Laklak Biu, jadinya pengen cicip dulu yang rasa original, alias tidak diisi tambahan lainnya. Selanjutnya nanti pengen ngunyah yang rasa coklat.
Sementara sang kakek sibuk memarut kelapa, sang nenek pun mulai menyalakan api di tungku. Nah tungkunya pun memakai kayu bakar, dan pastinya berasap. Bagi yang ndak suka dengan asap dari tungku kayu, lebih baik keluar dari warungnya dulu sebenta. Duhhhhh sudah ngiler duluan membayangkan rasa Laklak Biu yang tambah khas karena menggunakan tungku dari kayu bakar. Agak bersusah payah dengan meniup api yang masih kecil di dalam tungku, api bisa menjadi besar dan menjadi bara yang panas. Nah bara kayu ini digunakan untuk memasak Laklak Biu.
Yang mengejutkan adalah mereka tidak menggunakan peralatan dari besi, tapi menggunakan semacam wajan dari tanah liat. Benar-benar kembali lagi ke jaman dulu yang masih menggunakan alat masak dari tanah liat dan api dari kayu bakar.
Kelapa sudah diparut, adonan sudah dicampur air dan diaduk, pisang sudah dipotong-potong, saatnya memasak Laklak Biu. Pertama-tama adonan dituang secukupnya lalu diratakan berbentuk lingkaran, lalu potongan pisang diletakkan diatasnya, ditutup dengan taburan kelapa parut diatasnya. Selanjutnya ditutup dengan menggunakan penutup yang terbuat dari tanah liat juga. Dibiarkan selama beberapa menit agar matang. Uap air Nampak mengepul ketika tutup dibuka setelah Laklak Biu nya matang. Dan baunya itu sungguh menggoda. Laklak kemudian dilipat menjadi setengah lingkaran, diangkat lalu didinginkan diatas wadah plastik sebelum disajikan ataupun dibungkus untuk dibawa pulang.
Putu Eka Jalan Jalan ingin mencoba kemampuan menjadi chef, jadilah mencoba memasak Laklak. Dengan gaya chef KW menuang adonan, mengisi potongan pisang serta parutan kelapa. Lalu menutup menggunakan tutup tanah liat. Menunggu beberapa lama sambil mengunyah Laklak, ketika dibuka laklaknya pun matang. Untung tidak gosong.
Bagi yang sudah tidak sabar untuk memakan Laklak Biu, bisa langsung memakannya disana. Laklak disajikan dalam ingka beralas daun pisang. Tau sendiri kan rasanya kalau masakan sudah dimasak pake kayu bakar, pake tungku pula, alat masaknya pake tanah liat lalu alas makannya pake daun pisang, itu juara banget rasanya. Putu Eka Jalan Jalan pun memesan kopi hitam pahit untuk menemani menyantap Laklak Biu. Keempukan serta gurihnya laklak meledak didalam mulut disertai dengan manisnya pisang serta aroma kayu bakar yang meresap membuat harmoni rasa yang sukar untuk diungkapkan. Suker diungkapkan rasanya sampai baper sendiri karena teringat saat-saat bersama mantan makan Laklak Biu sambil suap-suapan. Dulu terasa mesra, sekarang jadi enek…
Rasa Laklak Biu memang bikin nagih. Satu laklak itu nggak cukup sama sekali. Untuk laklak yang kedua saya menyantap yang rasa coklat. Rasa coklatpun berpadu manis dengan manisnya pisang dan gurihnya Laklak. Ditutup dengan pahitnya kopi asli bali yang membuat semua rasa kembali netral. Kehangatan kopi menghangatkan badan yang sudah sempat terkena gerimis tadi.
Selama memasak, nenek dan kakek mengajak ngobrol dengan hangatnya, jadi serasa kita bukan berada di warung, tetapi berasa sedang berada didapur nenek dan kakek kita dikampung. Selain karena rasa Laklak Biu nya yang juara, kehangatan terhadap pembeli yang membuat orang banyak datang untuk membeli. Sejak Putu Eka Jalan Jalan datang, tidak henti-hentinya pembeli datang untuk membeli laklak, padahal hujan gerimis lho. Dari yang membeli untuk dimakan disana, ada pula yang membeli untuk dibawa pulang dimakan bersama keluarga. Jangan harap mereka bungkusnya 3-5 biji saja, minimal mereka bungkusnya 10 biji laklak. Dan tetap Laklak rasa original merupakan favorit pelanggan. Selain itu harganya termasuk terjangkau, dengan hanya IDR 2000/biji kita sudah bisa menikmati kelezatan Laklak khas Penebel ini. Tidak heran mereka buka dari jam 7 pagi sampai jam 8 malem untuk mengakomodir pelanggan yang ini merasakan lezatnya Laklak Biu. Buat para Jones yang lagi PDKT sama calon mertua, bisa juga bawain Laklak sebagai sogokan. Dijamin calon mertua luluh dan ngasi lampu hijau. Good luck Jones…. Kalau berhasil, traktir Putu Eka Jalan Jalan Laklak yaaa… sama gendongin Putu Eka Jalan Jalan sepanjang 328 anak tangga dari Pantai Green Bowl ke parkiran ya, xixixixixi
Laklak Biu Men Bayu juga rajin mengikuti festival-festival kebudayaan dan kuliner yang diadakan di pulau Bali terutama di Kabupaten Tabanan. Para pecinta Laklak dijamin dengan mudah menjumpai mereka di salah satu stand festival. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Penebel untuk menikmati kelezatan Laklak dengan dengan isian Pisang.
Update : 14 Juli 2020
Di tahun 2020 pandemi Corona / Covid 19 pun mewabah, membuat sektor pariwisata dan kuliner pun yang paling terkena dampak. Men Bayu pun merasakan dampaknya karena tidak bisa berjualan Laklak. Ketika New normal diberlakukan, beliau akhirnya bisa kembali berjualan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Corona / Covid 19 seperti menggunakan masker dan menyiapkan tempat cuci tangan. Selain itu hal lain yang Men Bayu lakukan adalah menutup bagian samping tempat berjualannya agar asap dari tungku tidak mengganggu orang.
Selain laklak rasa original, nikmati juga rasa Laklak Biu dengan parutan keju yang menambahkan rasa asin yang membuat menyantap lebih banyak laklak lagi. Tidak lupa ditemani dengan kopi hitam asli Bali yang bikin nyam nyaaaammmmm…….
Xixiiixi 😁 … para cacing diperut udah gemuruh manggil-manggil minta perut segera diisi yaa …
Lallak biu ini rada mirip serabi ya,bli.
Aku suka cara memasaknya yang masih traditional gunain arang…., makanan akan jauh lebih terasa sedap.
Iya cacingnya kelaparan minta makan. Hahahhaha.
Makanan yang dimasak pake kayu bakar itu punya sensasi enak yang berbeda ya mas
iya bener banget tuh mas, masakan yang dimasak dengan kayu bakar itu lebih terasa daripada pake gas ataupun lainnya.. lebih alami lah ;D
Yang alami itu lebih nikmat, tul nggak?
Jadi ikutan laperr nih..
Bentuknya kok mirip sama serabi ya?
Bisa dicoba dirumah nih.. makan bareng keluarga.. mantap
Iya mirip serabi sebenarnya mas. Siap siap rebutan kalau dimakan bareng mas. Hahahahah
wah masih tradisional banget cara buatnya unik
semoga jajanan tradisional ini bisa terus dilestarikan disamping perkembangan zaman yang begitu cepat
Harus kita lestarikan, sayang jajanan seenak ini kalau punah ataupun dimodernisasi cara bikinnya
Peralatan tanah liat itu dijamin hygenis lho, mantap ini…
Mantap jiwa mbak, entah kenapa kalau dimasak menggunakan oeralatan tanah liat dan kayu bakar, rasanya juga berbeda
Jadi kangen Laklak sayaaa..hiks!
Belum pernah coba sih yang isi biu begini..biasa yang umum pakai kelapa dan gula merah
Jadi penasaran rasanya, apalgi langsung lihat sendiri cara masaknya..:)
Rasanya laklak biu itu lebih manis karena isian pisangnya. Manisnya kayak aku sich mbak 😁😁😁😁😁
Aduuuh saya bener2 kuper, baru tau ada jajan bernama Laklak Nih rupanya, haha!
Ternyata mirip serabi ya. Ahhh, endess n yummy sekali. Makanan tradisional Indonesia memang juara. Perlu dilestarikan oleh seluruh generasi bangsa 🙂
Hahahaha cuna beda nama aja sebenarnya, kalau dilihat lihat kan mirip serabi
jepretan fotonya keren abiss wehhh.. pro nih :D, ditambah hidangannya yang enak :v
Terima kasih untuk apresiasinya mas
Hal yang membuat ku tertarik dengan blog ini sejak awal adalah foto-fotonya. Klasik dan sangat berkelas. Mantap mas kembangkan terus. Sekedar saran aja nih, tulisannya di kasih jenjang dong atau agak di perbesar. Jadi enak bacanya 🙂
Duh jadi malu diapreisasi kayak gini.
Terima kasih untuk sarannya mas, nanti kita terapkan
Wah, belum pernah makan laklak. Seperti surabi Bandung ya? Penjelasannya tentang laklak detil banget. Sambil baca jadi sambil ngiler, nih.
11-12 lah sama serabi Bandung mbak. Sodorin serbet buat lap iler 😁😁😁😁😁
Nama yang unik, Laklak Biu. Ini di tempat saya proses memasaknya sama dengan Bikang, bedanya Bikang tidak ditambahin pisang dan parutan kelapa karena adonannya sudah pakai santan.
Pasti seru tuh bisa nyobain bikin Laklak juga.
Bikang kalau ditempatku dia sampai merekah gitu mbak. Nah sama kah merekah gitu kalau ditemoatnya mbak Ima?
Kalau mau nyoba harus tahan asap, secara masaknya pake kayu bakar. Hahahah
Kalau di tempat gua namanya apam hehe
Wah nama lainnya apam, baru tau saya mas
Duh nama kulinernya susah dieja yah….makannya pas dingin dingin mantap, serasa makan serabi bandung ini sih….
Hahahahaha karena tumben aja mas, kalau udah terbiasa sich nggak susah ngejanya. Dingin dingin, makan serabi plus ditemani sama “ehem” pasti asoy
Fotonya keren-keren Kak, mantap. hehe
Terima kasih apresiasinya mbak Anisa
kang laklak ini jika d iliat2 kok mirip surabi bandung yaa? ada parutan kelapanya ???
atau beda kali ya rasanya? wah keyen nih ambil angle fotonya jadi mantappppp kak
Ada parutan Kelapanya mbak Vika. Iya lho setelah lama-lama memang miri serabi nich
Mirip kaya halwai dari india ya Mz…
Sampeyan bilang mirip halwai langsung aku googling jadinya karena aku ndak tau kayak apa halwai itu. hahahahha
Betul betul ,sepintas mirip kue serabi. Cara penyajiannya juga unik dengan ingka beralas daun pisang. Harganya sangat murah sekali, bisa pesan deleveri kagak nih? Saya ingin suap-suapan dengan sang mantan ,biar bisa mesra kembali.
Deliveri sich kayaknya nggak terjangkau ojol kekinian sing mas. hahahaha…..
Aihhhhh mau sama mantan, mantannya bikin hati bergetar ya mas
Laklak biu? ._. saya malah baru tau makanan ini loh, sungguh ._.
Saya juga baru tau lho ketika artikel ini dibuat. Katrok akunya. hahahahha
Baca ini jadi ingat jajanan serabi waktu saya kecil nih, mas. Biasanya serabi berbentuk kecil-kecil kemudian diberi kuah santan yang gurih. Makannya pakai suruh, semacam sendok dari daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa. Endess banget deh, apalagi dimakan baeng teman-teman. Sayang saat ini sudah jarang ketemu penjual serabi ini..
Laklak biu saya baru dengar, iya mirip serabi ya. Pasti rasanya gurih dan enak. Saya sepertinya lebih suka yang original deh, sepertinya lebih gurih. Apalagi topingnya pisang, buah bergizi yang banyak vitaminnya yaa… Kirim ke sini dong, pengen icip nih, hehe..
Jajanan masa kecil emang berasa lebih nikmat ya. Kirim kemana nich? Lebih nikmat kalau makan disana lho, apalagi sama “ehem”. xixixixiix
Sekilas kelihatannya seperti kue serabi ya, Mas. Di tempat saya, Ambarawa, serabi termasuk makanan khas.
Btw foto-fotonya mantaab banget! Good luck,
semoga sukses.
Iya mas sekilas mirip serabi. Di Ambarawa Serabi yang enak serabi apa ya mas?
tumben saya dengar ada laklak biu, mirip kaya “crepes” gitu ya bli..
biasanya laklak kan seperti gambari diatas, yang bentuknya bulet ditaburi parutan kelapa. Isi gula tambah mantap..
Iya banyak orang yang bilang mirip sama crepes bli, tapi crepes biasanya lebih tipis
Betuuul, bli …. 👌😁
Rasa masakan bisa berbeda terasa lebih sedap jika dimasak gunain arang dan alat tungku tradional.
Meski memakai adoan yang sama … tapi jika dimasak diatas kompor, rasanya pun bisa berbeda dibandingkan dimasak dengan tungku.
Apa yang bikin enak ya mas? Karena asapnya? Aromanya? Atau cuma sugesti aja ya?
Kayaknya, sih … kalo dimasak pakai perapian tungku adonannya matang secara perlahan dan sempurna.
Termasuk pengaruh efek aroma kayu juga,ya.
Eiits, tapi itu analisaku loh,bli.
Entah kenyataannya benar gitu ngganya 😁
Ngomong-ngomong,
Kenapa ya aku jadi terbayang-bayang nama Laklak Biu ….
Kemarinya aku beli serabi, bilang ke penjualnya ‘ bu, laklak biu nya 2 ya ‘ ….
Penjualnya langsung kaget bingung dan balik tanya …apa itu laklakbiu ??
Hahaha …, jadilah kami ngakak bareng !
Analisanya masuk akal lho mas, pokoknya kalau sudah dimasak pake kayu bakar atau arang, rasa dan baunya TOP.
Wahhhhhh dia jadi baper begitu, jangan berkelanjutan bapernya ya mas. hahahahha
Hampir sama dengan makanan khas dari daerahku, namanya Jepa. Makanan khas dari Polewali Mandar.
Wah tiap daerah beda beda ya namanya mas
Pas ke Bali belum pernah nyoba lak lak biu. Semangat terus nek jualannya ..
Itu ngambil fhotonya pake kamera hp atau DSLR bang?
Semoga neneknya laris terus ya mas.
Pengambilannya pake DSLR mas
Mantep…. Nikmat sekali ini!
Super nikmat bagi saya mas
jadi laper lihatnya bli ini lebih komplit ya dari serabi
Mirip sich sama serabi sebenarnya, secara serabi jaman now banyak macem toppingnya juga
Liat foto yang atas jadi lapar, semakin ke bawah agak berkurang laparnya hahaha.
Dasar saya wanita manja hahaha..
Btw kayaknya boleh di coba nih, asal jangan diliat proses masaknya
*langsung ditimpuk massa
Hahahahha males ya ngelihat cara masaknya tradisional, kalau masaknya gaya modern mah langsung mateng. Hahhaha
Sedapnya Laklak makanan khas Bali doakan saya berkunjung ke Bali kangen makan lahap Laklak. Terimakasih.
Berdoa mulaaiiiiii…… Berdoa selesaiii…. Aminnnn…..
unik ya makanannya, aku dan suami belum pernah coba ini
Monggo dicoba lho dicoba, dijamin makan itu harus lebih dari satu
Komennya tidak bisa langsung dibalas ya, Bli? Harus buat komentar baru.
Bikang Mandar itu ya mirip Serabi, dengan ukuran yang lebih besar. Beda sama Bikang yang merekah dan warna-warni itu, Bli.
Saya kalau disuruh bertarung sama asap, mundur teratur aja deh. Bisa langsung sesak napas. Tapi itu sepertinya tidak bakal sesak napas karena tempatnya terbuka, kecuali bila angin meniup asap itu ke wajah kita.
Wah nggak bisa langsung dibales ya mbak? Coba aku cek nanti ya.
Sebesar apa ukuran bikang Mandar itu mbak?
Sama juga mbak kalo udah kena asap, langsung ngacir menjauh
Mbak Ima, komennya sudah saya cek, mungkin bisa dicoba lagi untuk balesnya tanpa bikin komen baru
Hmmm, sepertinya saya yang sedikit asing dengan kolom komentar di sini. Tapi bagus juga sih, dapat pengalaman baru.
Bikang itu diameternya kira-kira sejengkal, belum pernah saya ukur soalnya, heheheh.
Mungkin karena beda platform ya mbak, jadi belum familiar.
Kayaknya aku pernah icip icip bikang juga kayaknya, tapi lupa dimana heheheheh
Mungkin sejenis serabi yaa!! Tapi Laklak agar melebar dan bisa diisi aneka rasa seperti pisang…Heemmm!! Bikin penasaran pengen coba…??? Ada nggak yaa!! Di tempat ku…😥😱😱😳
Cara bikinnya nggak terlalu susah mas, dicoba bikin mungkin? Lalu siapa tau bisa dijadikan bisnis
Saya selalu salut kepada orang yang sudah sepuh tapi masih semangat untuk bekerja entah karena ingin memanfaatkan usia atau memang untuk bertahan hidup. Laklak ini mungkin kalau di Jawa mirip serabi ya. Tapi nggak pakai pisang.
Sama dengan sampeyan mbak, saya super salut kepada para orang tua yang tidak mau berpangku tangan untuk mengisi masa tuanya mereka.
Iya kalau dijawa mirip serabi mbak, baru kepikiran mirip serabi
makanan jenis baru nih bagi saya. membayangkan serabi dimakan bareng pisang kaya apa ya. khas banget kayanya. namanya juga aneh agi laklak biu
Kalau serabi pernab nggak? Laklak biu ini mirip serabi
Kalo memasaknya secara tradisional dgn wajan tanah liat dan kayu bakar rasanya jadi lebih enak ya?
Kalau menurut saya sich rasanya lebih nikmat apabila dibandingkan menggunakan minyak tanah ataupun gas elpiji
gegara ini nih.. gue pagi2 jadi ngidam sama serabi. yah walaupun yang diliat cuma persis kaya serabi dan berhubung disini adanya cuma serabi, laklak biu nggak ada. Jadi deh gue pergi pagi2 jam set.6 buat beli serabi langganan…
btw itu pake kamera apa?? dramatis warnanya.. gelap..
Hahahahahha ngiler bikin pagi pagi udah nongkrong di serabi langganan.
Pake DSLR mas Bayu
Mbk, aku salfok sm hasil jepretannya..keceeee…
Terima kasih lho untuk apresiasinya
Jujur pas baca judul sih ga ngeh apa itu lakla biu, namanya asing tapi stelah baca dan liat gambar baru ngeh.
Setelah ngeh, bikin laper ndak mas?
Gustiiii, apa cuma aku yg baru tahu laklak biu.. Wkwkwk
Masa ku kira sejenis pepes ikan gitu, eh ternyata mirip serabi ya. .Hhh
AKu juga baru tau kok mbak ketika lewat, sebelum-sebelumnya aku juga nggak tau. Taunya laklak biasa yang nggak pake pisang
Wah saya baru tau cemilan laklak biu ini, Bentuknya mirip serabi ya dan ternyata diisi pisang. Iya kalau kayak saya yang belum pernah nyoba, mending makan yang original dulu…
Toss dulu mbak, sama kita penyuka rasa yang original juga.
Namanya lucu ya, kayak hewan mungil yang menggemaskan padahal makanan. Untung ada gambar yang menjelaskan, kalau tidak saya sudah pasti menyangka hewan piaraan. Hehehe.
Lembu dan hangat itu yang bikin salah kaprah ya mas. hahahahhaha
jam makan siang, jadi laper padahal udah makan 😛
Yuk makan siang ronde kedua….heheheheh
Wah..namanya unik dan seperti yang lainnya, aku mengira itu kue serabi. Jadi kue tradisional dari bali yaa.
Oyaa, peralatan yang digunakan masih tradisional. Aku selalu suka melihat dan mencicipi makanan yang dimasak dengan peralatan tradisional kayak gini
Laklak biu-nya kirim ke semarang mas…hahahaha
Mirip serabi kok ini mas, jadi coba serabinya dikasi topping pisang, jadilah laklak biu.
Kalau dikirim mah sudah basi sampe semarang mas
wah masih sangat tradisional banget warungnya, lagi ngebayangin menikmati “surabi Bali” dengan cita rasa yang manis, gurih dipadu dengan segelas teh hangat di sore hari pasti nikmat banget hihi
salam kenal bli 😀
Super duper nikmat itu mas, apalagi ditambah gerimis. juara dah nikmatnya. Salam kenal juga mas
Jadi kepengen ngemil Laklak biu nich.. dengan topping pisang yang manis..
Wah kebayang pasti lekker..:)
Tampilan Laklak biu sangat mirip dengan kue Serabi.. hanya dengan ukuran yang lebih besar ya?
Apakah tekatur dan rasanya juga sama persis dengan kue Serabi bli?
Oh ya penjual nya sang kakek dan nenek tsb apakah mereka sendiri berjualan dari pagi hingga jam 8 malam? Ataukah mereka memiliki pegawai lain?
Selamat ngiler yaaaa… Hahahaa…. Untuk teksturnya rasanya sich setahuku ndak jauh beda. Mereka berjualan berdua saja, tidak ada pegawai sama sekali
Laklak? Baru denger namanya… tapi kalo diliat sekilas mirip kue cubit gitu ya? Apa sama barangnya, cuma istilahnya beda.. 😀
Btw bikin ngiler juga ya malem-malem gini.. 😛
Kalau dibilang mirip sich, cuma kue cubit kan kecil-kecil. SOdorin tissue buat lap yang ngiler. hahahhha
Weeee. Saya nggak mau baca tulisan ini. Maunya langsung makan Laklak aja lah.
Kalo yg original rasanya berarti gurih gitu ya? Selain karena parutan kelapa dan pisangnya itu.
Saya jujur baru tau ada makanan Bali bernama Laklak. Paling ya Ayam Betutu. Peralatan dan cara memasak tradisionalnya ini bikin aroma yg beda 😀
Ayo dicobain makan laklaknya mas, rasa yanv original manis manis gurih gitu, kan ada gula kelapanya
wow! ini sih enak banget mas.
artikelnya enak dibaca, laklak biu-nya enak dimakan, fotonya enak dipandang.
keren!
baru tau soal ini dan penasaran banget jadinya.
next kalau ada kesempatan berkunjung ke sana, sudah wajibnya kucoba hihi
terima kasih sudah sharing 🙂
Harussssss dicoba pas berkunjung ke Bali lagi. dijamin ketagihan
hehehe baru tau kalo mantan rasanya bisa enek ya mas, okelah kalo begitu
dari judulnya penasaran krn baru denger laklak, ehh ternyata mirip serabi ya kalo di jawa. semangat nenek kakeknya luar biasa ini.
Hahahahah coba dech tanyain ke semua orang, mantan itu pasti bikin enek hahhahaha
Begitu baca artikel ini langsung terkesiap. Apa ini “Laklak Biu Men Bayu Penebel”? Panjang banget nama makanannya?
Jadi ternyata “Laklak Biu” adalah nama makanannya, “Men Bayu” adalah nama rumah makannya (yang diambil dari nama sang owner), dan “Penebel” adalah nama lokasi daerahnya. Mungkin di paragraf2 awal bisa dimulai dulu dengan memperkenalkan apa itu “Laklak Biu”, bli. Karena makanan ini masih belum populer, dan pembaca juga nggak akan langsung ngeh kalau “Men Bayu” adalah nama tempat makannya dan “Penebel” adalah nama daerahnya.
Foto-fotonya cakep! langsung ngidam laklak begitu baca ini, apalagi Bandung dingiiinnn.
Terima kasih untuk sarannya mas, kita tampung untuk perbaikan kedepannya.
Jangan ngidam donk mas, sodorin Laklak Biu
fotonya mantap2
ini pake kamera apa mas?
Pake DSLR mas untuk photo-photonya
Kalau di daerahku biasa disebut kue Serabi. Rasanya kayaknya mirip serabi lho.
Betul kak ini memang mirip serabi
Wadauuuuuu mau donk cobain laklak 🙂 Hhhhmmm emang ya kayak serabi ini, beda dikit doang ya hehe. Pake pisang gitu bisa buat toppingnya. Mungkin bisa juga dijadiin campuran adonannya wkwkwk Bli ga coba bikin? Diajarin sama si ibu. Enaknya makan laklak pas hujan rintik2 ya, makan pas panas baru diangkat gituuuu 😀
Hahahahahha nggak coba lah, nanti tambah lama si ibu bikinnya. Mending duduk manis kunyah Laklak Biunya
Hedeuuhh blognya Putu Eka Jalan Jalan ini sungguh berbahaya..sekarang cacing-cacing dalam perut saya ngoceh terus bilang laaaaparrr lapaarrr lapaarrrrrr minta lakk laakk minta lakk lakkk
Selamat kena demo para cacing ya kak. wekekekekekek
Ayo kak cepat diredakan demonya dengan makan