Laklak Biu Men Bayu Penebel

Laklak Biu Men Bayu Penebel dimana kelembutan dan kehangatannya sering membuat para penikmatnya malah menjadi baper, apalagi ketika dinikmati dilokasi langsung disertai dengan rintik gerimis. Rasa baper itu keras mendera Putu Eka Jalan Jalan ketika mencicipi Laklak Biu Men Bayu sekembalinya dari bermain air di Air Terjun Yeh Hoo dan Air Terjun Banyu Wana Amertha. Meluncur turun dari ketinggian Jatiluwih dimana Air Terjun Yeh Hoo berada dengan ditemani gerimis sendu sepanjang jalan cukup membuat para cacing di perut mulai melakukan demo. Makannnnn….makaannnn….makaaannnnnnn…… Kami laparrrrrrr…..laparrrr…..lapaar……

Laklak Biu Men Bayu Penebel
Laklak Biu Men Bayu Penebel
Laklak Biu sedang dimasak diatas alat masak dari tanah liat
Laklak Biu sedang dimasak diatas alat masak dari tanah liat

Oke cukup dengan teriakan lapar dari para cacing. Mata masih celingak-celinguk sepanjang jalan turun mencari warung makan yang buka. Akan tetapi sukar sekali mencari warung makan yang buka saat gerimis dengan mendung kelabu menggelayut di daerah Penebel. Awalnya tidak terlalu peduli dengan bangunan kecil yang tidak terlalu “eye catching” di sebelah kanan jalan, akan tetapi ada bau yang menggelitik hidung yang merayu otak untuk memerintahkan tangan dan kaki untuk mampir. Laklak Biu Men Bayu ini berlokasi di Banjar Penebel Baleran, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Patokannya ada pohon besar, sepertinya itu pohon Beringin , didekat tempat mereka berjualan.

Warung Laklak sederhana dari Men Bayu
Warung Laklak sederhana dari Men Bayu

Nggak pake “sliding” di aspal yang basah, kaki sudah berada didepan warung kecil Laklak Biu Men Bayu. Disapa dengan ceria oleh sang nenek dan kakek. Iyes betul sekali, yang berjualan adalah pasangan nenek dan kakek yang masih bersemangat untuk berjualan. Dan ternyata nenek tersebut adalah Men Bayu itu sendiri

Warung Laklak Men Bayu yang berada di tepi jalan Penebel
Warung Laklak Men Bayu yang berada di tepi jalan Penebel

Sudah pada tau kan apa itu Laklak Biu? Untuk yang belum pada tahu, Laklak itu mirip dengan Kue Serabi, sedangkan Biu itu adalah Pisang. Jadi Laklak Biu adalah kue yang mirip serabi dengan topping buah Pisang. Laklak Biu Men Bayu Penebel sendiri berbeda dengan Laklak kebanyakan di Bali. Laklak pada umumnya di Bali terbuat dari bahan yang sama dengan Laklak Biu, terbuat dari tepung. Yang membedakan adalah ukurannya. Laklak pada umumnya berukuran kecil dengan topping dari parutan kelapa dan dituang gula merah cair diatasnya, sedangkan Laklak Biu ukurannya lebih besar dan tipis , toppingnya diisi potongan pisang dengan parutan kelapa. Tidak ada tambahan gula merah cair. Laklak mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional pada pagi hari sehingga biasanya disajikan sebagai pengganti sarapan ataupun teman minum kopi sebelum berangkat beraktivitas. Selain sebagai sarapan, juga disajikan dalam pesta adat ataupun upacara adat.

Laklak pada umumnya yang cuma berisi parutan kelapa dan gula merah
Laklak pada umumnya yang cuma berisi parutan kelapa dan gula merah

Mereka selain menjual Laklak Biu original, ada juga varian rasa lainnya, yaitu ada coklat, strawberry, nanas bahkan keju. Nah tentunya Putu Eka Jalan Jalan karena ini baru pertama kalinya makan Laklak Biu, jadinya pengen cicip dulu yang rasa original, alias tidak diisi tambahan lainnya. Selanjutnya nanti pengen ngunyah yang rasa coklat.

Sementara sang kakek sibuk memarut kelapa, sang nenek pun mulai menyalakan api di tungku. Nah tungkunya pun memakai kayu bakar, dan pastinya berasap. Bagi yang ndak suka dengan asap dari tungku kayu, lebih baik keluar dari warungnya dulu sebenta. Duhhhhh sudah ngiler duluan membayangkan rasa Laklak Biu yang tambah khas karena menggunakan tungku dari kayu bakar. Agak bersusah payah dengan meniup api yang masih kecil di dalam tungku, api bisa menjadi besar dan menjadi bara yang panas. Nah bara kayu ini digunakan untuk memasak Laklak Biu.

Sang kakek sedang memarut kelapa untuk Laklak
Sang kakek sedang memarut kelapa untuk Laklak
Men Bayu sedang menghidupkan api di tungku
Men Bayu sedang menghidupkan api di tungku
Pisang yang digunakan untuk Laklak
Pisang yang digunakan untuk Laklak
Api sudah menyala didalam tungku
Api sudah menyala didalam tungku

Yang mengejutkan adalah mereka tidak menggunakan peralatan dari besi, tapi menggunakan semacam wajan dari tanah liat. Benar-benar kembali lagi ke jaman dulu yang masih menggunakan alat masak dari tanah liat dan api dari kayu bakar.

Kelapa sudah diparut, adonan sudah dicampur air dan diaduk, pisang sudah dipotong-potong, saatnya memasak Laklak Biu. Pertama-tama adonan dituang secukupnya lalu diratakan berbentuk lingkaran, lalu potongan pisang diletakkan diatasnya, ditutup dengan taburan kelapa parut diatasnya. Selanjutnya ditutup dengan menggunakan penutup yang terbuat dari tanah liat juga. Dibiarkan selama beberapa menit agar matang. Uap air Nampak mengepul ketika tutup dibuka setelah Laklak Biu nya matang. Dan baunya itu sungguh menggoda. Laklak kemudian dilipat menjadi setengah lingkaran, diangkat lalu didinginkan diatas wadah plastik sebelum disajikan ataupun dibungkus untuk dibawa pulang.

Bahan-bahan untuk membuat laklak sudah selesai disiapkan
Bahan-bahan untuk membuat laklak sudah selesai disiapkan
Menuang adonan ke atas alat memasak
Menuang adonan ke atas alat memasak
Men Bayu sedang menaruh irisan pisang diatas adonan
Men Bayu sedang menaruh irisan pisang diatas adonan
Pisang diletakkan diatas adonan
Pisang diletakkan diatas adonan
Meratakan pisang diatas adonan
Meratakan pisang diatas adonan
Parutan kelapa diletakkan diatas pisang
Parutan kelapa diletakkan diatas pisang
Laklak ditutup menggunakan tutup dari tanah liat supaya matang merata
Laklak ditutup menggunakan tutup dari tanah liat supaya matang merata
Melepaskan Laklak dari tempat memasak
Melepaskan Laklak dari tempat memasak
Laklak dilipat menjadi bentuk setengah lingkaran
Laklak dilipat menjadi bentuk setengah lingkaran
Laklak yang sudah matang diletakkan untuk didinginkan
Laklak yang sudah matang diletakkan untuk didinginkan
Laklak yang sudah matang dengan beralaskan daun pisang
Laklak yang sudah matang dengan beralaskan daun pisang

Putu Eka Jalan Jalan ingin mencoba kemampuan menjadi chef, jadilah mencoba memasak Laklak. Dengan gaya chef KW menuang adonan, mengisi potongan pisang serta parutan kelapa. Lalu menutup menggunakan tutup tanah liat. Menunggu beberapa lama sambil mengunyah Laklak, ketika dibuka laklaknya pun matang. Untung tidak gosong.

Bagi yang sudah tidak sabar untuk memakan Laklak Biu, bisa langsung memakannya disana. Laklak disajikan dalam ingka beralas daun pisang. Tau sendiri kan rasanya kalau masakan sudah dimasak pake kayu bakar, pake tungku pula, alat masaknya pake tanah liat lalu alas makannya pake daun pisang, itu juara banget rasanya. Putu Eka Jalan Jalan pun memesan kopi hitam pahit untuk menemani menyantap Laklak Biu. Keempukan serta gurihnya laklak meledak didalam mulut disertai dengan manisnya pisang serta aroma kayu bakar yang meresap membuat harmoni rasa yang sukar untuk diungkapkan. Suker diungkapkan rasanya sampai baper sendiri karena teringat saat-saat bersama mantan makan Laklak Biu sambil suap-suapan. Dulu terasa mesra, sekarang jadi enek…

Laklak Biu siap disantap dengan ditemani minum kopi hitam
Laklak Biu siap disantap dengan ditemani minum kopi hitam

Rasa Laklak Biu memang bikin nagih. Satu laklak itu nggak cukup sama sekali. Untuk laklak yang kedua saya menyantap yang rasa coklat. Rasa coklatpun berpadu manis dengan manisnya pisang dan gurihnya Laklak. Ditutup dengan pahitnya kopi asli bali yang membuat semua rasa kembali netral. Kehangatan kopi menghangatkan badan yang sudah sempat terkena gerimis tadi.

Selama memasak, nenek dan kakek mengajak ngobrol dengan hangatnya, jadi serasa kita bukan berada di warung, tetapi berasa sedang berada didapur nenek dan kakek kita dikampung. Selain karena rasa Laklak Biu nya yang juara, kehangatan terhadap pembeli yang membuat orang banyak datang untuk membeli. Sejak Putu Eka Jalan Jalan datang, tidak henti-hentinya pembeli datang untuk membeli laklak, padahal hujan gerimis lho. Dari yang membeli untuk dimakan disana, ada pula yang membeli untuk dibawa pulang dimakan bersama keluarga. Jangan harap mereka bungkusnya 3-5 biji saja, minimal mereka bungkusnya 10 biji laklak. Dan tetap Laklak rasa original merupakan favorit pelanggan. Selain itu harganya termasuk terjangkau, dengan hanya IDR 2000/biji kita sudah bisa menikmati kelezatan Laklak khas Penebel ini. Tidak heran mereka buka dari jam 7 pagi sampai jam 8 malem untuk mengakomodir pelanggan yang ini merasakan lezatnya Laklak Biu. Buat para Jones yang lagi PDKT sama calon mertua, bisa juga bawain Laklak sebagai sogokan. Dijamin calon mertua luluh dan ngasi lampu hijau. Good luck Jones…. Kalau berhasil, traktir Putu Eka Jalan Jalan Laklak yaaa… sama gendongin Putu Eka Jalan Jalan sepanjang 328 anak tangga dari Pantai Green Bowl ke parkiran ya, xixixixixi

Laklak Biu Men Bayu juga rajin mengikuti festival-festival kebudayaan dan kuliner yang diadakan di pulau Bali terutama di Kabupaten Tabanan. Para pecinta Laklak dijamin dengan mudah menjumpai mereka di salah satu stand festival. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Penebel untuk menikmati kelezatan Laklak dengan dengan isian Pisang.

Update : 14 Juli 2020

Kondisi tempat laklak ketika masa pandemi Corona
Kondisi tempat laklak ketika masa pandemi Corona

Di tahun 2020 pandemi Corona / Covid 19 pun mewabah, membuat sektor pariwisata dan kuliner pun yang paling terkena dampak. Men Bayu pun merasakan dampaknya karena tidak bisa berjualan Laklak. Ketika New normal diberlakukan, beliau akhirnya bisa kembali berjualan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Corona / Covid 19 seperti menggunakan masker dan menyiapkan tempat cuci tangan. Selain itu hal lain yang Men Bayu lakukan adalah menutup bagian samping tempat berjualannya agar asap dari tungku tidak mengganggu orang.

Laklak dengan tambahan rasa keju
Laklak dengan tambahan rasa keju

Selain laklak rasa original, nikmati juga rasa Laklak Biu dengan parutan keju yang menambahkan rasa asin yang membuat menyantap lebih banyak laklak lagi. Tidak lupa ditemani dengan kopi hitam asli Bali yang bikin nyam nyaaaammmmm…….

111 Comments

  1. Xixiiixi 😁 … para cacing diperut udah gemuruh manggil-manggil minta perut segera diisi yaa …

    Lallak biu ini rada mirip serabi ya,bli.
    Aku suka cara memasaknya yang masih traditional gunain arang…., makanan akan jauh lebih terasa sedap.

  2. Jadi kangen Laklak sayaaa..hiks!
    Belum pernah coba sih yang isi biu begini..biasa yang umum pakai kelapa dan gula merah
    Jadi penasaran rasanya, apalgi langsung lihat sendiri cara masaknya..:)

  3. Aduuuh saya bener2 kuper, baru tau ada jajan bernama Laklak Nih rupanya, haha!

    Ternyata mirip serabi ya. Ahhh, endess n yummy sekali. Makanan tradisional Indonesia memang juara. Perlu dilestarikan oleh seluruh generasi bangsa 🙂

  4. Hal yang membuat ku tertarik dengan blog ini sejak awal adalah foto-fotonya. Klasik dan sangat berkelas. Mantap mas kembangkan terus. Sekedar saran aja nih, tulisannya di kasih jenjang dong atau agak di perbesar. Jadi enak bacanya 🙂

  5. Wah, belum pernah makan laklak. Seperti surabi Bandung ya? Penjelasannya tentang laklak detil banget. Sambil baca jadi sambil ngiler, nih.

  6. Nama yang unik, Laklak Biu. Ini di tempat saya proses memasaknya sama dengan Bikang, bedanya Bikang tidak ditambahin pisang dan parutan kelapa karena adonannya sudah pakai santan.

    Pasti seru tuh bisa nyobain bikin Laklak juga.

    1. Bikang kalau ditempatku dia sampai merekah gitu mbak. Nah sama kah merekah gitu kalau ditemoatnya mbak Ima?
      Kalau mau nyoba harus tahan asap, secara masaknya pake kayu bakar. Hahahah

  7. kang laklak ini jika d iliat2 kok mirip surabi bandung yaa? ada parutan kelapanya ???
    atau beda kali ya rasanya? wah keyen nih ambil angle fotonya jadi mantappppp kak

  8. Betul betul ,sepintas mirip kue serabi. Cara penyajiannya juga unik dengan ingka beralas daun pisang. Harganya sangat murah sekali, bisa pesan deleveri kagak nih? Saya ingin suap-suapan dengan sang mantan ,biar bisa mesra kembali.

  9. Baca ini jadi ingat jajanan serabi waktu saya kecil nih, mas. Biasanya serabi berbentuk kecil-kecil kemudian diberi kuah santan yang gurih. Makannya pakai suruh, semacam sendok dari daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa. Endess banget deh, apalagi dimakan baeng teman-teman. Sayang saat ini sudah jarang ketemu penjual serabi ini..

    Laklak biu saya baru dengar, iya mirip serabi ya. Pasti rasanya gurih dan enak. Saya sepertinya lebih suka yang original deh, sepertinya lebih gurih. Apalagi topingnya pisang, buah bergizi yang banyak vitaminnya yaa… Kirim ke sini dong, pengen icip nih, hehe..

  10. Sekilas kelihatannya seperti kue serabi ya, Mas. Di tempat saya, Ambarawa, serabi termasuk makanan khas.

    Btw foto-fotonya mantaab banget! Good luck,
    semoga sukses.

  11. tumben saya dengar ada laklak biu, mirip kaya “crepes” gitu ya bli..
    biasanya laklak kan seperti gambari diatas, yang bentuknya bulet ditaburi parutan kelapa. Isi gula tambah mantap..

  12. Betuuul, bli …. 👌😁
    Rasa masakan bisa berbeda terasa lebih sedap jika dimasak gunain arang dan alat tungku tradional.
    Meski memakai adoan yang sama … tapi jika dimasak diatas kompor, rasanya pun bisa berbeda dibandingkan dimasak dengan tungku.

      1. Kayaknya, sih … kalo dimasak pakai perapian tungku adonannya matang secara perlahan dan sempurna.
        Termasuk pengaruh efek aroma kayu juga,ya.

        Eiits, tapi itu analisaku loh,bli.
        Entah kenyataannya benar gitu ngganya 😁

        Ngomong-ngomong,
        Kenapa ya aku jadi terbayang-bayang nama Laklak Biu ….
        Kemarinya aku beli serabi, bilang ke penjualnya ‘ bu, laklak biu nya 2 ya ‘ ….
        Penjualnya langsung kaget bingung dan balik tanya …apa itu laklakbiu ??
        Hahaha …, jadilah kami ngakak bareng !

        1. Analisanya masuk akal lho mas, pokoknya kalau sudah dimasak pake kayu bakar atau arang, rasa dan baunya TOP.

          Wahhhhhh dia jadi baper begitu, jangan berkelanjutan bapernya ya mas. hahahahha

  13. Pas ke Bali belum pernah nyoba lak lak biu. Semangat terus nek jualannya ..

    Itu ngambil fhotonya pake kamera hp atau DSLR bang?

  14. Liat foto yang atas jadi lapar, semakin ke bawah agak berkurang laparnya hahaha.
    Dasar saya wanita manja hahaha..

    Btw kayaknya boleh di coba nih, asal jangan diliat proses masaknya
    *langsung ditimpuk massa

  15. Komennya tidak bisa langsung dibalas ya, Bli? Harus buat komentar baru.

    Bikang Mandar itu ya mirip Serabi, dengan ukuran yang lebih besar. Beda sama Bikang yang merekah dan warna-warni itu, Bli.

    Saya kalau disuruh bertarung sama asap, mundur teratur aja deh. Bisa langsung sesak napas. Tapi itu sepertinya tidak bakal sesak napas karena tempatnya terbuka, kecuali bila angin meniup asap itu ke wajah kita.

      1. Hmmm, sepertinya saya yang sedikit asing dengan kolom komentar di sini. Tapi bagus juga sih, dapat pengalaman baru.

        Bikang itu diameternya kira-kira sejengkal, belum pernah saya ukur soalnya, heheheh.

  16. Mungkin sejenis serabi yaa!! Tapi Laklak agar melebar dan bisa diisi aneka rasa seperti pisang…Heemmm!! Bikin penasaran pengen coba…??? Ada nggak yaa!! Di tempat ku…😥😱😱😳

  17. Saya selalu salut kepada orang yang sudah sepuh tapi masih semangat untuk bekerja entah karena ingin memanfaatkan usia atau memang untuk bertahan hidup. Laklak ini mungkin kalau di Jawa mirip serabi ya. Tapi nggak pakai pisang.

    1. Sama dengan sampeyan mbak, saya super salut kepada para orang tua yang tidak mau berpangku tangan untuk mengisi masa tuanya mereka.

      Iya kalau dijawa mirip serabi mbak, baru kepikiran mirip serabi

  18. makanan jenis baru nih bagi saya. membayangkan serabi dimakan bareng pisang kaya apa ya. khas banget kayanya. namanya juga aneh agi laklak biu

  19. gegara ini nih.. gue pagi2 jadi ngidam sama serabi. yah walaupun yang diliat cuma persis kaya serabi dan berhubung disini adanya cuma serabi, laklak biu nggak ada. Jadi deh gue pergi pagi2 jam set.6 buat beli serabi langganan…

    btw itu pake kamera apa?? dramatis warnanya.. gelap..

  20. Wah saya baru tau cemilan laklak biu ini, Bentuknya mirip serabi ya dan ternyata diisi pisang. Iya kalau kayak saya yang belum pernah nyoba, mending makan yang original dulu…

  21. Namanya lucu ya, kayak hewan mungil yang menggemaskan padahal makanan. Untung ada gambar yang menjelaskan, kalau tidak saya sudah pasti menyangka hewan piaraan. Hehehe.

  22. Wah..namanya unik dan seperti yang lainnya, aku mengira itu kue serabi. Jadi kue tradisional dari bali yaa.
    Oyaa, peralatan yang digunakan masih tradisional. Aku selalu suka melihat dan mencicipi makanan yang dimasak dengan peralatan tradisional kayak gini

    Laklak biu-nya kirim ke semarang mas…hahahaha

  23. wah masih sangat tradisional banget warungnya, lagi ngebayangin menikmati “surabi Bali” dengan cita rasa yang manis, gurih dipadu dengan segelas teh hangat di sore hari pasti nikmat banget hihi

    salam kenal bli 😀

  24. Jadi kepengen ngemil Laklak biu nich.. dengan topping pisang yang manis..
    Wah kebayang pasti lekker..:)
    Tampilan Laklak biu sangat mirip dengan kue Serabi.. hanya dengan ukuran yang lebih besar ya?
    Apakah tekatur dan rasanya juga sama persis dengan kue Serabi bli?

    Oh ya penjual nya sang kakek dan nenek tsb apakah mereka sendiri berjualan dari pagi hingga jam 8 malam? Ataukah mereka memiliki pegawai lain?

  25. Weeee. Saya nggak mau baca tulisan ini. Maunya langsung makan Laklak aja lah.
    Kalo yg original rasanya berarti gurih gitu ya? Selain karena parutan kelapa dan pisangnya itu.
    Saya jujur baru tau ada makanan Bali bernama Laklak. Paling ya Ayam Betutu. Peralatan dan cara memasak tradisionalnya ini bikin aroma yg beda 😀

  26. wow! ini sih enak banget mas.
    artikelnya enak dibaca, laklak biu-nya enak dimakan, fotonya enak dipandang.
    keren!
    baru tau soal ini dan penasaran banget jadinya.
    next kalau ada kesempatan berkunjung ke sana, sudah wajibnya kucoba hihi

    terima kasih sudah sharing 🙂

  27. hehehe baru tau kalo mantan rasanya bisa enek ya mas, okelah kalo begitu
    dari judulnya penasaran krn baru denger laklak, ehh ternyata mirip serabi ya kalo di jawa. semangat nenek kakeknya luar biasa ini.

  28. Begitu baca artikel ini langsung terkesiap. Apa ini “Laklak Biu Men Bayu Penebel”? Panjang banget nama makanannya?

    Jadi ternyata “Laklak Biu” adalah nama makanannya, “Men Bayu” adalah nama rumah makannya (yang diambil dari nama sang owner), dan “Penebel” adalah nama lokasi daerahnya. Mungkin di paragraf2 awal bisa dimulai dulu dengan memperkenalkan apa itu “Laklak Biu”, bli. Karena makanan ini masih belum populer, dan pembaca juga nggak akan langsung ngeh kalau “Men Bayu” adalah nama tempat makannya dan “Penebel” adalah nama daerahnya.

    Foto-fotonya cakep! langsung ngidam laklak begitu baca ini, apalagi Bandung dingiiinnn.

  29. Wadauuuuuu mau donk cobain laklak 🙂 Hhhhmmm emang ya kayak serabi ini, beda dikit doang ya hehe. Pake pisang gitu bisa buat toppingnya. Mungkin bisa juga dijadiin campuran adonannya wkwkwk Bli ga coba bikin? Diajarin sama si ibu. Enaknya makan laklak pas hujan rintik2 ya, makan pas panas baru diangkat gituuuu 😀

  30. Hedeuuhh blognya Putu Eka Jalan Jalan ini sungguh berbahaya..sekarang cacing-cacing dalam perut saya ngoceh terus bilang laaaaparrr lapaarrr lapaarrrrrr minta lakk laakk minta lakk lakkk

    1. Selamat kena demo para cacing ya kak. wekekekekekek
      Ayo kak cepat diredakan demonya dengan makan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *