Sambal Bejek Belayu yang siap disantap

Warung Nasi Sambal Bejek Belayu merupakan sepiring kenikmatan Sambal Bejek Kecombrang atau disebut juga Bongkot dengan suwiran daging Ayam disatukan dengan minyak kelapa asli yang membuat lidah bergoyang sampe puas. Dan cacing di perut berteriak untuk nambah lagi. Duhhhh dasar perut karung, hahahah…. Berlokasi di Br. Gunung Siku, Belayu, Marga, Tabanan, cocok lah dipakai buat mengisi energi di pagi hari sebelum bertualang menyelusuri air terjun di Bali pada area dataran tinggi Tabanan.

Kalau lagi liburan ke Bali dan jalan –jalan keluar area mainstream kayak Kuta, Leginya, Seminyak, pasti pengen donk sekalian icip-icip kuliner khas Bali. Jangan icip aku ya kaka, dijamin nagih soalnya. Wekekekke…. Nah rencananya hari ini mau main air di pemandian para bidadari alias air terjun di area Tabanan, dibisikin lah oleh pembisik yang nggak tau kita lagi diet apa. Kita dibisikin ada namanya makanan yang suker ditemuin didaerah lain yaitu Nasi Sambal Bejek Belayu. Ngiler sich tapi langsung keingetan juga diet yang gagal. Liburan kok mikirin diet coba.

Bertolak dari hotel tempat kita menginap di Seminyak, dengan perut kosong. Bahkan sengaja tidak sarapan di hotel agar ada tempat buat Nasi Sambal Bejek Belayu di dalam perut kita. Sambil elus-elus perut yang sudah mulai tidak sexy lagi.

Dan selama perjalanan, semuanya malah tidur pulas dibuai goyangan kendaraan yang kita kendarai. Syukur ndak ada yang ngiler, kan tjakepku berkurang kalau ileran. Hahahah…..

Warung Nasi Sambal Bejek ini tempatnya tidak terlalu luas, berada di jalan jurusan Marga Denpasar yang notabene tidak terlalu lebar, untuk parkir kendaraan juga tidak ada banyak. Untung bukan jalan jurusan ke hatimu yang buntu. Wekekeke….  Kendaraan roda dua bisa diakomodir ruang parkir didepan dan samping warung, tapi kalau kendaraan roda empat ataupun lebih ya terpaksa harus parkir ditepi jalan.

Dengan semangat kita melompat keluar dari kendaraan seperti orang yang sudah beberapa hari tidak makan, padahal belum makan sejak kemaren malem doank padahal. Warungnya tidak terlalu luas dengan area untuk meracik sambal bejeknya dengan meja didepannya, ala-ala open kitchen gitu kaka, serta ada area lesehan di bagian depan dan diarea samping ada meja panjang menghadap keluar kearah persawahan. Warungnya sendiri terbuka gitu ya, terbuka di dua sisi dan dinding anyaman bambu di sisi yang lain, jadi ada AC alami alias angin cepoi-cepoi dari persawahan disebelahnya.

Tetapi kok ndak ada yang menyambut kita ya? Ternyata warung ini buka jam 9, sedangkan kita jam 8.15 sudah sampai disana. Ada beberapa pengunjung yang ingin mencicipi kuliner Bali ini juga sudah hadir. Ada yang beberapa akhirnya memutuskan untuk untuk tidak menunggu jam buka dikarenakan mengejar waktu. Sayang ya karena kurang informasi jam buka jadi tidak bisa mencicipi rasa nikmatnya Sambal Bejek.

Sang pemilik sekaligus peracik sambal bejek Belayu datang dengan mengendarai sepeda motornya dengan santai. Sambil tersenyum menyapa pelanggan, ( tapi jujur lebih manis senyummu dech ). beliau masuk ke area dapur untuk menyiapkan pesanan dari orang orang seperti kami yang sudah kelaparan ingin menikmati kenikmatan Sambal Bejek Belayu.

Bintangnya Sambal Bejek Belayu itu adalah Sambal Bejek yang terbuat dari Kecombrang. Masyarakat di Medan biasa menyebutnya dengan nama Kincung, di Minangkabau terkenal sebagai Sambuang atau Rias dan di Bali dikenal dengan sebutan Kecicang atau Bongkot. Sementara orang Sunda menyebutnya sebagai Honje.

Diawali dengan mencuci tangan agar kebersihan tetap terjaga, Pak Riwin mulai mengiris bawang merah mentah untuk campuran Sambal Bejek Belayu. Tidak lupa mengiris jeruk Limau juga. Bawang merah yang sudah diiris kemudian dimasukkan ke Cobek besar terbuat dari kayu. Cobek ya kaka, bukan cuek, cuek itu mah dirimu… Sambal bejeknya ndak diulek ya kaka, kemudian dicampurkan bongkot atau kecombrang yang sudah diiris tipis. Tidak lupa cabai, garam dan bumbu rahasia lainnya dimasukkan. Nah disini campuran tersebut diremas-remas menggunakan tangan sampai tercampur dengan sempurna, tidak lupa ditambahkan perasan jeruk Limaunya. Tidak lupa ditambahkan suwiran ayam, kemudian diremas-remas lagi. Tolong jangan remas hatiku yang rapuh ya…. Untuk membuat rasanya lebih menyatu, ditambahkan minyak kelapa asli, Pak Riwin sendiri membuat minyak kelapa secara tradisional, jadi rasanya sedap banget.. Mantap betul dahhh….

Setelah tercampur dengan sempurna, Sambal Bejek disajikan dalam mangkok. Dalam satu paket Sambal Bejek Belayu, terdiri dari 3 menu, yaitu Sambal Bejek itu sendiri, lalu soto ayam serta sepiring nasi putih dengan Tum (sebangsa pepes, kalau pepes itu dipanggang, kalau Tum dimasak pake uap, berasa mandi sauna ya kaka pake uap).

Soto ayamnya berisi kecambah, daun sawi dan tentu saja suwiran ayamnya. Dipenuhi dengan kuah soto yang mengepul langsung dari panci besar berisi kuah soto. Sedangkan nasi putihnya berisi sejumput bawang goreng diatasnya serta ditambah sebuah pepes hati ayam

Menyantap Sambal Bejek Belayu ini sugguh memuaskan indra pengecap kita, Aroma segar dan rasa khas yang harum dari Kecombrang menggelitiki indra. Rasanya asam mirip jeruk lemon dengan rasa mirip pedas jahe dengan aroma harum serai. serta tambahan rasa segar dari asamnya jeruk purut memberi rasa yang kaya di suwiran ayam yang tercampur di Sambal Bejek, seperti pelangi yang memberi warna di musim hujan. Seperti ada pelangi dimatamu #nyanyi #uhuk

Soto ayamnya yang penuh dengan sayuran rasanya cukup kaya, ciri khas dari pemakaian bumbu khas Bali. Sedikit agak pedas mungkin bagi yang belum terbiasa dengan bumbu Bali. Tapi pasti ketagihan untuk menyesap kuah sotonya. Seperti dirimu ketagihan akan hadirku #eaaaaa

Bongkot atau Kecombrang pun tidak luput dipadukan dengan Tum hati ayam. Penggabungan bongkot atau kecombrang ke dalam Tum hati ayam membuat hilangnya bau amis yang biasanya kita rasakan ketika menyantap masakan hati ayam

Ditutup dengan segelas es jeruk cukup membuat kita bersendawa kekenyangan karena nikmatnya rasa yang unik dari Sambal Bejek ini. Harganya juga tidak membuat kantong bolong. Cukup 20 ribu saja untuk seporsi kenikmatan kuliner khas Bali ini.

Selesai makan tiba tiba tersadar, warung kecil ini sudah ramai sekali oleh peminat Sambal Bejek. Jadi lebih baik kalian sepagi mungkin kesini biar nyaman menikmati semangkok kelezatan dari Pulau Dewata Bali. Cabut yuk ah, biar pengunjung selanjutnya bisa mendapat tempat duduk dan menikmati lezatnya Sambal Bejek Belayu

Update : 15 Juli 2020

Jangan khawatir untuk menyantap makanan khas Bali satu ini saat pandemi Corona / Covid 19 karena penjual pun sudah melakukan protokol kesehatan serta menggunakan face shield ketika menyiapkannya.

FAQ:

Jam berapa Sambal Bejek Belayu buka?

Mereka mulai buka jam 9 pagi

Adakah tempat parkir di Sambal Bejek Belayu?

DIsediakan tempat parkir untuk sepeda motor didepan dan disamping lokasi, sedangkan untuk parkir mobil tidak tersedia sehingga harus parkir di tepi jalan

28 Comments

  1. Mas, baca ini mulut berair tauuuuu hahahah. Pengen bangettttt. Kuliner ga biasa gini niiih yg aku suka. Kebetulan kalo kecombrang mah aku biasa, Krn buat org Medan itu banyak dipakai memang. Udh kebayang sih enaknya ini. Tp btw yaaaa, itu bapaknya kalo meremas sambalnya pake tangan yg dilapisi plastik apa bakal beda rasanya yaaa :D.

    1. Kalau saya maunya kulineran yang agak agak berbeda dikit kak, udah bosen kadang sama kuliner yang itu-itu aja.

      Bapaknya sich ndak pake sarung plastik buat meremas sambalnya sich kak, bagi aku sich ya, kalau pakai sarung plastik sich bakalan kerasa beda rasanya. Tapi tenang saja, bapaknya cuci tangan sebelum meremas sambalnya kak.

  2. saya ngiler pas baca judulnya dan liat fotonya di atas, eh pas liat prosesnya hiks jadi sedih hahaha.
    cemen memang saya ini yak, nggak cucok menikmati yang alami hahaha

    Kayaknya kalau makan ini saya pura-pura nggak ingat aja pernah baca tulisan ini dan tahu proses bikinnya hahahaha

    1. Hahaha iya nich kak, proses pembuatannya memang alami sekali, mungkin ndak semua orang bisa memakannya jadinya.

  3. Wueheheh aku juga sih kak biasanya kalo dateng suka banget awal awal, malah sebelum jam buka warungnya.. Karena kita bisa langsung liat pembuatan makanan yang dihidangkannya hehe.. Jadi bisa dokumentasi lebih awal..Karena kalo udah rame malah gak sempet dan sibuk sendiri ;D

    1. Lebih seru kak lihat tata cara penyiapan makanannya. Ada kepuasan tersendiri selain menggugah selera

  4. Kalau aku tinggal di Jimbaran jadi Warung Nasi Ayam Bu Oki itu jadi favoritku.
    Dulu ga bisa makan makanan ini karena bumbunya yang berasa banget, tapi suami suka jadi sering makan dan keseringan akhirnya kalau lama ga makan bisa kangen 😀

  5. Mantulnyaaaa …, bangun tidur dari tergoyang-goyang di dalam mobil, untung ngga ngiler …, eh# 😅 nyampai warung makan akhirnya kesampaian icip2 gurihnya sambel bejek belayu

    Auto lapar nih bacanya 😋

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *