Semara Ratih Delodsema Village tujuan wisata bali yang sejuk dengan naungan pohon bambu dan pepohonan lain yang berada di lembah desa Taro. Dengan aliran sungai yang jernih dan segar, pas banget untuk pertemuan cinta kasih ataupun memupuk cinta kasih. Berada di ketinggian Desa Taro yang mebuat udara sejuk dan segar mengarah ke dingin karena pelukan dari kabut di pucuk pohon.


Perjalanan mencari Bidadari kali ini mengarah ke daerah yang awalnya terkenal akan gajahnya yaitu daerah Taro. Berdasarkan bisikan dari Bidadari Semara Ratih Delodsema Village, para Buaya dianjurkan untuk menggunakan jalur dari arah Payogan daripada menggunakan jalur Tegallalang dikarenakan jalannya rusak
Pada pertigaan Kedewatan , berbelok ke kanan mengarah ke central Ubud. Kemudian berbelok ke kiri kearah Banjar Payogan. Jalanan yang Putu Eka Jalan Jalan lewati naik turun lewati lembah mendaki bukit, tapi tenang saja, jalanan mulus dan pemandangan mahal ala Ubud akan memanjakan mata kalian sepanjang jalan
Desa yang rapi seperti Desa Penglipuran akan menyambut Putu Eka Jalan Jalan. Mirip lah dengan jalan yang lurus dan berundak turun. Nah diujung desa baru kita akan bertemu dengan pos tiket masuk ke area Semara Ratih Delodsema Village.
Tiket masuknya tidak nguras kantong kok, 5 ribu saja per orang. Apabila ramai, pengunjung yang menggunakan mobil akan diminta untuk parkir diarea sebelah pos tiket, sedangkan kalau pengunjung sepi, bisa membawa mobil sampai kebawah yang mana cuma bisa menampung mobil sekitar 3-4 mobil saja. Turunan cukup curam, mohon berhati-hati ya teman-teman. Bagi Bidadari mah gampang, tinggal terbang aja, hahahahah


Turunnya nggak jauh kok, ndak nyampe 300an meter kok, dari belokan tempat mobil parkir yang dibawah, kita akan berjalan melewati jalan tanah sekita 50 meter, nah disini sudah mulai diselimuti dengan pohon besar serta pohon bambu yang tinggi.

Semara Ratih Delodsema Village ini berada di lembah yang berundak, dan bisa dibilang terbagi jadi 4 bagian. Bagian pertama adalah area jalan melengkung berundak dengan pohon bambu besar yang melingkupi, mirip-mirip kayak di hutan Bambu hits Jepang yaitu Hutan Bambu Arashiyama.



Bagian kedua adalah bagian sawah yang berundak dengan jalanan yang estetik buat kalian berselfie ria. Sawah ini memanjang kebawah sampai ke dekat dasar lembah yang berupa sungai



Bagian ketiga adalah bagian sungai dengan aliran yang jernih, lengkap dengan penglukatan Semara Ratih. Buat kalian yang tidak tau, Melukat itu merupakan kegiatan pembersihan tubuh pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Nah Penglukatan Semara Ratih itu adalah melukat di pertemuan dua mata air saling berlawanan arah yang menyatu yang dipercaya mampu memberikan vibrasi kedamaian, kerukunan dan kesejukan bathin. Dipercaya juga mampu membuat kerukunan dalam keluarga dan atau mampu membuat pasangan semakin lekat dan bersatu. Semara Ratih adalah manifestasi Tuhan dalam Hindu yang memiliki energi cinta dan kasih sayang menyatu dalam keharmonisan, yakni Semara adalah Dewa Cinta dan Ratih adalah Dewi Asmara.



Ketika melukat, tidak perlu sampai ganti pakaian di dalam semak-semak ya… Daripada pakaiannya kalian dicuri oleh Bidadari, gunain kamar ganti yang sudah disediakan di bagian hilir dari tempat penglukatan ya, walaupun belum ada atapnya sich. Hehehehe
Bagian keempat merupakan bagian yang paling menarik, karena bisa bikin perut kenyang. Hahaha. Bagian keempat disebut dengan nama Warung Semara Ratih. Warung ini mempunyai dua spot tempat duduk yang menjorok ke tengah lembah hijau dengan aliran sungai dibawahnya. Buat yang nggak berani sama ketinggian, bisa duduk selain dua spot tersebut. Semua area dari Warung Semara Ratih ini beratap dedauan pohon yang rindang kecuali area didepan kasir yang merupakan tempat paling aman dikala hujan.


Untuk ke Warung Semara Ratih kita akan menyebrangi kolam Ikan Koi, mereka akan langsung berenang mendekati pengunjung yang lewat. Lalu nampak meja panjang dari kayu yang mengarah ke lembah sedangkan meja persegi terletak dikanan yang berujung ke meja kasir.




Maju ke areal yang terbuka akan ada lengkungan setengah lingkaran dengan bantal warna warni, serta tempat duduk dari akar kayu yang mempunyai payung besar

Perjuangan mengejar Bidadari sampai di Semara Ratih Delodsema Village pastinya bikin capek dan lapar donk ya, saatnya memberi makan ke para cacing-cacing kelaparan di perut Buaya.
Makanannya bersahabat banget dah sama lidah kita, dari nasi goreng, sate ayam. Ayam lalapan juga ada, tipat sampai rujak juga ada. Nah ada beberapa makanan yang cuma ada di hari minggu saja yaitu Bubuh Bulun Baon, Tipat Basa Kables sama Lempog. Sedangkan untuk minumnya, dari loloh alias jamu, softdrink sampai cocktail juga ada.
Putu Eka Jalan Jalan kali ini pesan yang cuma ada di hari Minggu saja Bubuh Bulun Baong, Tipat Base Gables, Lempog sama minumnya Bali Rosca, Jus Sayur Ijo, sama Jus Nanas. Eh, nambah Nasi Goreng dech sama Nanas Goreng. Pasti ada yang nanya nich, Nanas Goreng? Gimana rasanya ya?

Bubuh Bulun Baongnya rasanya cukup, masih bisa ditingkatkan kedepannya. Lalu Tipat Base Gablesnya okeh bener. Lempognya cukup, bisa ditingkatkan kedepannya. Sedangkan nasi gorengnya nikmat, bumbunya berasa, dan nasi gorengnya pakai merica, jadi yang perutnya nggak tahan merica bisa minta tidak dicampur merica ya daripada melilit perutnya.Sate ayam yang menemani nasi gorengnya lembut banget. Selembut anu dah…..

Nah Sekarang nyicip Nanas Goreng, enak euyyy…. Krenyes gorengan tapi seger. Sepertinya sich pakai Nanas Madu diiris tipis lalu dibalur sama adonan tepung lalu digoreng. Pertama kali nyicip Nanas Goreng dan sukaaaaaaa…..

Untuk jus-jusnya oke lahhh… kita langsung icip Bali Rosca aja ya. Ini tastenya strong ya. Buat yang nyetir jangan minum ini dahhhh…. Kasi buat para Buaya aja biar melayang ke surga ketemu Bidadari.

Kesini sama gebetan, atau pacar, atau pasangan sudah pasti akan membuat cinta kasih kalian akan semakin erat, apalagi tadi sempat melukat di Penglukatan Semara Ratihnya. Bidadaripun pasti nempel terus sama Buaya.. Wekekekek….

Sayangnya jam buka cuma sampai jam 5 sore saja, padahal Putu Eka Jalan Jalan belum puas untuk duduk dan menikmati atmosfer dari Semara Ratih Delodsema Village ini. Tapi para Buaya tetap belum beranjak walaupun sudah jam tutup, dikarenakan hujan. Lahhhh Buaya apaan takut hujan. Tapi tenang saja, team dari Warung Semara Ratih memberi para Buaya payung yang bisa dipakai sampai ke parkiran, nanti tinggal diletakkan di pos tiket saja. Jadi nggak dibawa pulang ya teman. Tapi Bidadarinya kita bawa pulang aja yaaa…….
Buka mulai pukul 9 pagi sampai jam 5 sore
Beberapa menu seperti Bubuh Bulun Baong, Tipat Basa Gables dan Lempog cuma ada hari minggu saja
Disediakan dari beer sampai cocktail
Segerrr bangeettt iniiiiii
What an amazing view Bliii
Penyegar disela-sela PPKM yang bikin ndak bisa kemana-mana kak 😁😁😁
view area persawahannya cakepppppp parahhh
kalau ngambil foto dari atas gitu bagus, undakannya jadi cantik kalau gitu
ini tempat tenang banget ya, kalau laptopan disini boleh juga, yang ada malah laptopan bukan jalan jalan nantinya tapi ya
Sayang lho kak kalau laptopan disini, mending bersantai menikmati hijau dan udara segar yang memanjakan paru-paru kita
Kalo ke Bali, aku fix ga tertarik Ama pantai, mending main ke daerah siniiiii :D. Emang dari dulu ga suka sih Ama pantai. Tapi aku suka tempat2 sejuk yg hijau begini mas. Makanya kalo ke Bali jarang ke daerah2 pantainya.
Sukaaa ih liat foto2nyaaa :D. Kalo nenas goreng aku kebetulan pernah coba. Di Jakarta ada penjual gorengan yg menjual bukan cuma nenas, tapi cempedak, pisang dll. Semua digorengm dan rasanya memang enak. Tapi nenasnya harus manis , kalo ga, ya ga kuat ngunyahnya hahahah
Ternyata anak gunung ya kak Fanny, lebih ndak keringetan kannn….
Apalagi dipake cebar cebur manja di aliran airnya
Kalau nenas goreng mending yang nggak manis sich kak, secara kan makannya sambil lihat saya yang manis. wekekekekke
Wooohhh. Keren sekali ini mas tempatnya. Bagus untuk foto foto yaaa
Pengen deh sesekali ke sana. Ehehe
Bagus banget kak untuk photo-photo, dijamin menuhin memory kamera kalo photo-photo disini
Ayo kak gaskan jalan jalan ke Semara Ratih Delodsema Village