Taman Jinja Karangasem Bali bisa jadi merupakan penawar rindu atau dahaga bagi yang kangen halan-halan ke Jepang, bisa juga buat yang belum pernah ke Jepang untuk merasakan sedikit rasa halan-halan di Kyoto Jepang dalam rangka Fushimi Inari dengan deretan gapuranya yang khas, disebut juga Torii


Berlokasi di bagian timur pulau Bali, di Banjar Dinas Angsoka, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali membutuhkan waktu yang lumayan apabila kita bertolak dari area Kuta Bali. Jalurnya searah kalau kita berwisata religi ke Pura Besakih atau berwisata ke taman Bunga Kasna Taman Edelweis yang dikenal juga sebagai White Valley Eternity
Jalannya mudah, tinggal patokannya kita cari pura Besakih, kemudian disebelah timur pura Besakih akan ada jalan kecil ke utara. Jalan ini hanya cukup satu mobil, jadi kita harus bergantian dengan mobil yang lain. Tapi tidak usah khawatir membawa mobil, karena di taman Jinja sudah disediakan tempat parkir mobil yang cukup luas. Ikutilah jalan tersebut sampai ketemu pertigaan, dan ambilah arah kekanan. Sekitar 1 km akan terlihat Taman Jinja yang membentang dari lembah ke puncak bukit.
Masuk ke parkiran berjalan mulus dan berhubung belum ada pengunjung, jadilah kita bebas untuk memilih lokasi parkir. Tapi kok pintu belakang mobil tiba-tiba kebuka ya? Padahal mobil belum berhenti semurna. Ternyata bidadari konyol sudah mual mabok perjalanan pengen ngeluarin isi perutnya. Putu Eka Jalan Jalan pun lari kedepan buat beli air minum diwarung depan. Sodorin air minum dan bidadari konyol pun kondisinya sudah membaik. Siap untuk meloncat terbang ke Jepang. Eh salah, meloncat keseberang menuju pintu masuk Taman Jinja Bali.
Loket tiket pun menyambut manja, relakanlah beberapa ribuan berpindah ke dalam loket tiket untuk tiket masuk. Disana juga terpampang hierarki pengelola dari Taman Jinja Bali. Eits ada sesuatu yang menarik perhatian, ternyata ada penyewaan kimono, ah tapi staff disana bilang kimononya masih di laundry, tiba-tiba staff yang lain nyeletuk kalau kimononya masih di penjahat, eh maksudnya di penjahit untuk diperbaiki. Berarti penyewa kimono sebelum-sebelumnya ganas-ganas ya makenya sampe rusak gitu kimononya.




Sedikit kecewa sich penyewaannya sedang tidak beroperasi, kan agak kurang seru jadinya tamannya ala-ala Jepang tapi pakaiannya belum ala Jepang. Ya sudah kita lanjutkan berjalan memasuki Taman Jinja Bali. Didepan kita sudah disambut dengan Torii berwarna merah yang terbuat dari bambu dan kayu yang berjejer sepanjang jalan menurun menuju bukit sebelah. Berasa kita memasuki terowongan warna merah merona. Semerah pipi bidadari yang merah merona tersipu malu digombalin buaya konyol. Disebelah kanan kita bisa melihat bagian taman di punggung bukit. Selain itu ada warung juga yang sedang tutup ketika kami disana. Jujur agak kurang sreg dengan warung tenda biru begini, bikin drop pemandangan dech.




Diujung turunan kita akan menemui rerumpunan bambu yang batangnya terlihat kuat. Selain itu ada dua bilik toilet yang bisa dipakai kalau lagi kebelet. Ndak usah bigung mencari, terpampang jelas katakata WC/toilet dengan tulisan putih dan latar merah. Tapiiiii….ada tapinya lho ya, toiletnya berbayar, tidak termasuk dalam tiket masuk taman. Ternyata pengelola toilet merupakan perseorangan.


Berbelok kekanan kita akan mulai menanjak menuju keawan. Hahaha bukan, menuju ke Taman Jinja Bali. Disebelah kiri jalan menanjak, bagian dinding tanah ditutupi dengan batang bambu. Berasa lebih kembali kea lam gitu dengan bahan-bahan alami. Jalannya masih terbuat dari tanah, bisa dipastikan kalau kalian jalan-jalan kesini pas musim hujan akan menjadi becek. Mendekati puncak akan ada Torii merah lagi kemudian undakan dengan batang bambu pendek sebagai penguatnya. Dibagian ini tanamannya mayoritas berwarna merah. Apabila kita berbelok ke kanan atau ke kiri, bunga Kasna yang akan menemani kita bersantai di Taman Jinja Bali.

Ada yang sudah ngos-ngosan berjalan turun lalu naik? Yang tidak terbiasa berolahraga pasti udah ngos-ngosan. Bisa kok beristirahat dulu mengatur nafasnya sambil duduk di gazebo yang disiapkan pengelola. Kalau ndak kebagian gazebo bisa juga duduk di undagan-undagan yang diperkuat dengan batang bambu yang menuju ke Taman Jinja bagian atas.


Di bagian bawah akan ada Torii berwarna merah yang berderet membentuk lorong yang diapit dengan Bunga Kasna atau dikenal juga dengan bunga Edelweis dari Bali yang berwarna putih, dilihat sekilas mirip tanaman yang tertutup salju. Jadi bisa membayangkan gimana kita bisa berjalan-jalan diantara Torii di Jepang ketika musim dingin bersalju. Ya sedikit bermimpi di siang bolong sich.



Yuk ah beranjak ke bagian yang lebih atas, disini jalanan berundag dengan bantuan batang bambu sebagai penopang undagan agar tidak mudah rusak. Torii masih tetep ada donk membentuk lorong dengan di kiri kanan dipeluk Bunga Kasna berbentuk semak-semak keputihan.


Dibagian teratas kita bisa memandang lepas kearah lembah dengan semilir angin dingin yang membelai wajah yang ngos-ngosan bernafas. Selain itu kita bisa melihat Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali dengan jelas, dengan syarat sedang tidak tertutup kabut. Ada beberapa gazebo yang juga disiapkan oleh pengelola serta tempat duduk dari kayu, bisa lah ngegombal dengan bidadari yang baru turun dari Gunung Agung. Wekekekek…. Ada juga panggung dengan huruf love, siapa tau mau mengutarakan isi hati ke salah satu bidadari pilihan hati. Tampak juga ada semacam menara pandang, tapi jujur Putu Eka Jalan Jalan ketika naik kesana agak ketar-ketir karena menaranya serasa bergoyang. Atut jatuh, apalagi jatuh ke pelukan bidadari.



Bisa juga berayun manja diayunan bersama bidadari, eits ayunannya aman kok, karena terbuat dari besi dengan talinya juga dari besi. Memang disisinya dipasang bambu yang mirip Torii berwarna merah. Sebagai pamungkas, ada Torii merah yang guedeeeee bingit diarea paling atas Taman Jinja, dengan dikelilingi Bunga Kasna.




Sudah terobati belum kangennya buat liburan ke Jepang di musim dingin? Lumayan kan sedikit mengobati. Kalau belum terobati yuk kita pesen tiket ke Jepang aja kali ya, pakai maskapai penerbangan Buaya Konyol and Bidadari Air. Konyol dan indah pada waktunya. Atau bisa juga terbang ke Yogyakarta, yaitu Pesona Kali Nampu atau dikenal juga dengan Kalinampu Natural Park. DI Kalinampu ini juga terdapat Torii, tidak sebanyak di Taman Jinja Bali sich. Ada persewaan kimono atau yukata juga.
FAQ :
Konsep pembangunannya dibuat ala Negeri Sakura yang dikenal juga dengan Negara Jepang
Lokasi Taman Jinja Bali berada di Temukus, Karangasem, Bali
Berasa Jepang-nya dari gerbang-gerbang khas Jepang yang disebut Torii
Buka mulai jam 8 pagi sampai jam 7 malam
Keren uy tamannya, mirip-mirip di Jepang gitu.
Buat yang pengen foto-foto kayak di Jepang, boleh juga nih berkunjung ke sini, lebih murah lagi.
Btw, Gunung Agungnya juga jadi terlihat seperti Gunung Fuji yang ada di Jepang.
Walaupun mirip-mirip masih bisa serasa di Jepang kak. Efek pandemi marilah kita sokong pariwisata lokal
fotonya sadis….bagus bagus sekali bli putu
saya agak ngekek pas baca jokes bidadari digombalin buaya konyol dan kimono penjahit dan penjahat
tak apa tak jadi soal pakai non kimono yang pentin camera action dan tadaaa jadilah potret tempat yang sangat ciamik di daerah besakih ini 😄
Ngakaknya pake acara guling guling nggak kak? wekekekek
Beneran pengen bisa pake kimono merah sich disini kak. Nanti ah hunting kimono aja kita
Wah ternyata dari bambu toh, gokil juga sih konsepnya nih. tinggal cari angle yang pas, orang-orang gak bakal tau kalao ternyata itu di Bali.
Iya dari bambu kak, sedikit melenceng dari Tori yang aslinya pake kayu yang besar dan kokoh.
Banyak yang nyangka ini tidak di Bali kak
Wah, bajunya merah, di antara torii merah. Langsung jadi fokus foto! Btw, kok saya malah penasaran dengan bunga kasna. Beneran wangi ya? Kayaknya saya belum pernah ketemu langsung bunga ini.
Bunga Kasna memang beneran wangi kak.
Saya sudah membaui waktu kesana
foto-fotonya cakep benerrrr…. Terus baru tau aku bentukan bunga kasna. Cakep ya… Untuk torinya sebenernya uda represent Jepang tapi ukuran diameternya kurang besar huhuhu.. Jadi torii nya kurang kokoh terlihatnya. Tapi gpp lah ya, yang penting bisa merasakan suasana Jepang hehehe
BTW harga tiketnya berapa kak?
Kalau Torinya segede aslinya sich bakalan mahal banget ya bikinnya kak. wekekeke
Harga tiket terakhir kesana itu harganya masih 5 ribu aja kak. Murah meriah